Berbagai Pertanyaan Untukku

Saat beranjak tidur dan memejamkan mata, sering kali ada pertanyaan-pertanyaan yang bikin kepala gue kacau. Iya, sebelum nyenyak,  pasti ada berbagai pertanyaan yang sangat mengganggu.
Baiklah. Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu akan gue tuliskan di sini.


sumber gambar : INI

Kenapa kamu akhir-akhir ini menjadi orang yang malas? Kegiatanmu lebih sering diisi dengan tidur dan tidur-tiduran sambil main hape. Saat di pagi hari, kamu hanya melaksanakan kewajibanmu: Subuhan. Setelah itu, malah langsung tidur lagi. Apakah status penggangguran itu membuatmu tambah malas? Jadilah pengangguran yang rajin. Rajin membantu orangtua misalnya. Pagi hari, orangtuamu berdagang, kamu malah tidur. Bukankah di awal-awal menganggur kamu sering membantu. Kenapa sekarang malah malas?

Hey, jawab itu!

Mimpi-mimpi di dalam hidupmu juga apa kabarnya? Sudah ada yang tercapai belum? Memang, semua hal diawali dengan bermimpi. Namun, kamu punya dua pilihan: 1) Tetap tidur dan terus bermimpi. 2) Segera bangun dan wujudkan mimpi itu.

Bukankah untuk sukses kamu harus menunda kesenangan-kesenangan di masa muda ini? Mau sampai kapan kamu terus bermalas-malasan?

Oiya, sekarang soal keuangan. Apakah kamu tidak ingat, kalau tabunganmu sudah hampir habis? Kamu sudah tidak bekerja lagi, tidak berpenghasilan lagi. Saat ini, kamu tidak bisa sembarangan menghabiskan uang, beda sekali dengan dahulu—saat masih menerima gaji setiap bulannya.

Kapan mau berusaha mandiri lagi? Ya, setidaknya untuk kebutuhan pribadimu, kamu tidak perlu merepotkan orangtua. Semester ini, biaya kuliahmu mulai ditanggung sama orangtua. Padahal, empat semester sebelumnya kamu berhasil membiayainya sendiri.

Memang, orangtuamu itu menyanggupinya, tapi apakah kamu tidak kasihan melihat mereka? Dari kamu kecil hingga berumur 20 tahun ini, kamu sudah terlalu banyak menyusahkan. Ya, mungkin sampai kamu menikah nanti, pasti orangtuamu masih membantumu.

Ingat adikmu, dia sekarang sudah SMA. Kebutuhan dia mulai banyak. Belum lagi kalau di SMA swasta bayaran sekolahnya itu lumayan mahal. Orangtuamu pasti harus bekerja lebih keras lagi jika kamu juga mengandalkan mereka untuk membiayai kuliahmu. Kamu tidak memikirkan itu?

Jadi, kapan mau mencari kerja lagi?

Bukankah kamu membutuhkan bacaan-bacaan baru? Biasanya, sebulan sekali kamu membeli 1-2 buku baru. Sekarang, untuk membeli camilan saja kamu kesulitan. Kamu malu untuk meminta kepada orangtua. Kamu memang gengsi, tapi itu justru lebih baik. Setidaknya, gengsimu itu karena berusaha untuk mandiri. Selain biaya kuliah, kamu tidak akan meminta hal-hal yang lain. Bagus, pertahankan itu.

Namun, jauh di dalam lubuk hatimu, kamu membutuhkan uang untuk keperluan yang lain. Kamu ingin pemasukan tambahan lagi, kan?

Bagusnya, kamu selalu berusaha menanamkan sebuah gagasan, “Jangan minta. Pokoknya cari sendiri!”

Setelah beberapa kali perusahaan menolakmu, atau karena jam kerja yang tidak sesuai dengan jadwal kuliahmu, kamu gagal kerja. Kamu tidak pernah menyerah. Semangatmu itu tinggi sekali. Rasa-rasanya, kamu sudah berteman dengan kegagalan. Tapi, apakah sekarang kamu tidak mau mencobanya lagi? Kalo gagal lagi, pasti kamu tidak akan terkejut, ya? Yang mengagetkan sebuah keberhasilan. Makanya, ayo coba lagi!

Tidakkah kamu teringat akan janjimu itu? Sebuah janji yang akan mencari kerja setelah lebaran. Ya, lupakan soal kecelakaan waktu itu. Sekarang kamu sudah sembuh, kan? Ayolah, apa lagi yang kamu tunggu?

Karena itu pula, kamu memilih untuk jomlo. Kamu yang dulu biasanya kalau pacaran sering hangout ke mal, mencoba tempat makan baru, atau hal-hal lain yang memang mengeluarkan uang. Sejak keuanganmu krisis, kamu menghindari pacaran.

Mana kamu sempat LDR-an pula. Padahal, kamu orangnya gampang kangen, tapi sok menjalani hubungan jarak jauh. Hahaha. Dasar kamu ini. LDR itu justru membutuhkan biaya lebih. Untuk menghilangkan kangen, kamu harus teleponan. Kamu tidak bisa sembarang menemuinya. Bukan hanya jarak yang jauh, tetapi biaya transportasinya. LDR itu membuatmu membeli pulsa tambahan untuk menelepon pacar. Ujung-ujungnya, kamu sudahi hubungan itu.

Menurutmu, pacaran itu memang harus modal. Apalagi kamu laki-laki. Dan uang yang digunakan untuk pacaran itu bukanlah pemberian orangtuamu. Melainkan hasil keringatmu sendiri. Ya, kamu memang aneh. Anak-anak lain saja tetap cuek dan menghabiskan uang pemberian orangtuanya untuk pacaran. Sok-sok-an memberikan hadiah ke pacar, padahal uangnya masih minta. Kamu selalu bilang, “Memberikan hadiah, tapi bukan uang sendiri. Di mana letak istimewanya?”

Kamu memang agak bodoh. Pemikiranmu itu ada-ada saja. Kamu selalu berpikir, kalau cowok itu harus bisa bertanggung jawab. Terutama soal uang. Bodoh sekali kamu. Ah, tidak. Kamu tidaklah bodoh. Justru tindakanmu benar. Ketika sudah berkeluarga nanti, seorang suami memang harus mencari nafkah untuk istri dan anaknya. Maka dari itu, saat ini kamu selalu berusaha menghindari pacaran. Padahal, mungkin saja kamu telah jatuh cinta kepada seseorang. Beberapa wanita yang mendekatimu, kamu tidak acuhkan. Kamu berusaha bersikap biasa saja ke mereka semua. Ya, sampai saat ini, kamu memang belum menemukan seseorang itu. Cewek-cewek yang kamu temui itu selalu terlihat biasa saja. Sampai-sampai temanmu mengatakan kalau kamu terlalu pemilih.

Kamu mau cari yang seperti apa? Jangan terlalu banyak kriteria. Pilih satu yang menurut kamu tepat, dan jalani itu. Setiap manusia punya kekurangan, kamu harus bisa menerima itu. Apa kamu sendiri tidak melihat kekurangan pada dirimu yang banyak itu? Apalagi kekurangan berat badan. Hahahaha.

Bukankah kalau kamu sudah jatuh cinta, kamu akan lebih semangat? Kamu termotivasi untuk mencari uang, tentunya untuk masa depanmu juga. Ah, lupakan soal cinta. Ingat saja akan dirimu saat ini. Yang menentukan masa depanmu adalah dirimu sendiri.

Kalau sampai tulisan ini selesai dan kamu masih males-malesan. Bacalah terus, sampai kamu sadar. Kamu tidak punya cukup banyak waktu, sehari hanyalah 24 jam. Kamu tidak tahu umur kamu sampai kapan bukan? Ingatlah, selalu lakukan yang terbaik hari ini. Lalu, hari esok harus lebih baik dari kemarin. Selalu ingatlah itu.

Jadi, sekarang kamu sudah mengerti untuk melakukan apa besok pagi?

Bagus. Cari kerja. Atau setidaknya, melakukan sesuatu hal yang menghasilkan uang dengan cara yang halal.

Kemudian, dalam menulis pun begitu. Terkadang, kamu juga ingin karyamu menghasilkan uang. Benar, kan? Tapi sayangnya, kamu terlalu menunggu job reviewdatang. Kesempatan itu hanya kamu tunggu, tidak kamu cari. Sebenarnya, bisa saja kamu mulai menulis novel. Masih ingat tidak, ada 2 atau 3 bab draft mentah di foldermu yang pernah kamu tulis di awal tahun?

Apakah kamu sudah lupa?

Kamu tidak ingin melanjutkannya?

Oh, atau kamu sudah lupa dengan resolusi yang kamu buat di tahun ini? Menulis novel ialah salah satu di antaranya.

Kamu jangan terlalu mikir yang bukan-bukan; novel kamu ditolak, novel kamu jelek, atau novel kamu nggak ada yang mau baca. Kamu saja belum menulisnya, kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Santai sajalah. Tulis saja dahulu. Kamu sudah sering membaca kisah orang lain di sebuah novel. Apa kamu tidak ingin membaca kisahmu sendiri?

Sebelum ke poin terakhir, kamu harus memahami soal kebahagiaan. Kamu sudah bahagia belum? Jika sudah, baguslah.

Lalu, apa kamu sudah membuat orangtuamu bahagia? Um... tak usah dijawab. Sedang proses kan, ya? Baiklah. Lanjutkan proses itu. Sejujurnya, hal yang paling membuatmu bahagia adalah menjadi dirimu sendiri. Itu tentu. Kamu sudah menjadi diri sendiri, kan?

Namun, di saat dan keadaan yang seperti ini, kamu masih belum menjadi idealis. Kamu terpaksa harus realistis. Kamu tidak ingin bekerja dan menjadi pegawai bukan? Kamu penginnya berkarya dan berdagang? Sekarang mungkin belum bisa, tapi nanti pasti bisa. Kumpulkan dulu modalnya, tak apa jika menjadi seorang pegawai. Setidaknya, itu bisa menambah relasi dan wawasanmu.

Nikmati saja nanti prosesnya. Suatu hari nanti, kamu pasti bisa menjadi diri sendiri. Yang terpenting, jangan pernah berhenti belajar. Terus berusaha yang maksimal, dan jangan lupa berdoa. Doa itu sebuah keajaiban. Tuhan yang berperan paling penting akan setiap hal di dunia ini. Selalu percaya akan setiap jawaban Tuhan. Yang terlihat buruk bagimu, belum tentu sebenarnya buruk. Tuhan yang paling tahu akan kebutuhanmu. Berprasangkalah yang baik-baik.

Dan terakhir, pembahasannya agak berat. Namun, kamu selalu memikirkan ini, kan?

Sudah berapa kali kamu menunda dan meninggalkan salat? Tak terhitung? Apakah banyak sekali?

Kamu hidup tidak hanya di dunia. Setelah kamu mati, perbuatanmu di dunia itu dipertanggungjawabkan. Perbanyaklah berbuat kebaikan. Kamu sudah beranjak dewasa, tahu mana yang baik dan buruk untuk dirimu. Kurang-kuranginlah hal-hal yang buruk. Jadilah manusia yang bermanfaat. Jika belum bisa bermanfaat untuk orang lain, setidaknya kamu harus berguna untuk diri sendiri. Mulailah dari sekarang. Kata-kata yang kamu tulis ini, benar-benar dari hatimu bukan?

“Untuk memulai sebuah kebaikan, kenapa terasa berat?” Itu pertanyaanmu? Ya, awalnya memang berat. Tapi kamu pasti bisa. Ingat saja awal kamu menulis di blog ini. Tulisanmu buruk. Buruk sekali. Dulu kamu selalu berpikir tidak bisa menulis. Masih ingat itu?

Lalu, lama-lama kamu belajar, tentang EYD, komedi, deskripsi, ciri khas tulisan, suara dalam tulisan, dan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan. Sekarang, kamu baca tulisan-tulisanmu lagi. Ternyata kamu bisa menulis? Sudah hampir 200 pos di blog ini. Meskipun tulisanmu juga masih biasa-biasa saja. Namun, berkat konsistensimu, kamu bisa menulis lebih baik. Begitu juga dengan kebaikan. Kamu pasti bisa memulainya. Dan semoga istikamah.

Oiya, bagaimana kamu mengakhiri tulisan ini? Sepertinya sudah panjang sekali.

Baiklah sudah cukup pertanyaan-pertanyaan itu. Kembalilah menulis seperti biasanya. Kepalamu sudah pusing bukan untuk mencoba menuliskan suara-suara aneh di kepalamu?

***

Oke, sudah cukup tulisan hari ini. Nggak terasa, banyak sekali keterkaitan dari pertanyaan-pertanyaan barusan. Uh, awalnya gue hanya menuliskan idenya di sebuah kertas. Setelah itu, gue menyalakan laptop dan mulai mengetiknya. Kemudian langsung mengalir begitu saja.

Hahahaha. Maaf banget ya, panjang. Kalau kalian sudah baca sampai sini, kalian keren! Padahal ini tulisan nggak jelas banget. Ah, pokoknya makasih banget!

Kalian juga pernah merasa begitu nggak, sih? Ada suara-suara aneh di pikiran kalian pas mau tidur?
Terus kalian pernah nyoba menulis pertanyaan-pertanyaan itu nggak? Cerita-cerita dong di komentar.


Ciaaaooo!
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment