Alhamdulillah Rezeki

Dalam agama Islam, ketika bersyukur kita pasti mengucap alhamdulillah. Tandanya kita berterima kasih atas rezeki apa yang kita peroleh. Entah itu berupa uang, hadiah, ataupun jodoh. Sebenarnya, rezeki itu bukan hanya soal uang. Masih diberikan nafas untuk hidup hari ini juga sebenarnya termasuk rezeki. Nikmat sehat itu juga rezeki. Kalo sakit nggak enak, kan? Nah, makanya kesehatan bisa dibilang rezeki. Banyak lagi contoh rezeki yang lainnya. Punya teman-teman yang baik juga bisa dibilang rezeki.

Jadi, biarkan gue mengucap alhamdulillah.

Kenapa dari tadi gue membahas rezeki?

Soalnya, gue baru aja dapat rezeki berupa pulsa dari kuis Nyunyu, dan sebuah kaos dari GA #kontestekateki.

Entah, belakangan ini gue memang lagi suka banget ikut-ikutan lomba, kuis, GA, atau apalah itu yang penting ada hadiahnya. Yoi, gue itu pecinta gratisan. Memang sih, setiap ikut lomba gue biasanya kalah. Tapi kali ini, gue menang. YEAAAYYYYY!

Ada kepuasan tersendiri ketika menang kuis. Dengan modal curhat, gue bisa dapet pulsa dan kaos. Hehe.

Untuk lomba Nyunyu, kalian bisa cek pengumuman pemenang di artikel yang INI. Gue mengikuti kuisnya di artikel yang INI.

Nama gue nomor satu.

Kalo kontes teka-teki, kalian bisa cek pengumuman pemenang di akhir posting-an barunya Kresnoadi. Di tulisan yang INI. Gue menuliskan curhatan gue di SINI.

Gue langsung cobain kaosnya, pas di badan. Hoho.



Lihat kaosnya, jangan mukanya. :(


Sekali lagi, gue mau mengucap alhamdulillah. Gue sempet nggak nyangka kalo gue bisa mendapatkan sebuah hadiah hanya bermodal curhat. Temen gue pernah bilang, “Curhat itu kan dari hati. Kebanyakan orang curhat hanya dengan lisan. Masih jarang orang yang mau menulis curhatannya. Karena lu satu-satunya temen yang sering curhat di tulisan, berarti tulisan lu ditulis dari hati. Itu keren, Yog!”

Gue nggak ngerti kenapa temen gue bisa bilang begitu. Karena di kampus, lebih tepatnya di kelas gue. Orang yang suka nulis kayaknya gue doang. Jadi menurut dia, gue itu keren karena satu-satunya yang suka nulis curhatan. Hahahahaha. Padahal, kalo gue baca-baca blog orang alias blogwalking, banyak yang lebih keren-keren curhatannya.

Kembali soal rezeki.

Gue mau bilang terima kasih atas doa-doa dan komentar yang kalian berikan di tulisan gue yang Kehilangan Sesuatu. Di cerita itu, dompet gue hilang. Gue memang menulisnya ketika baru saja kehilangan. Tapi baru sempet postingdi blog-nya malem.

Izinkan gue bercerita lagi,

Pelajaran telah berakhir, waktunya gue untuk pulang. Namun, gue bukanlah tipe mahasiswa yang KUPU-KUPU ( kuliah pulang-kuliah pulang ). Gue dan teman-teman seperti biasa berkumpul sejenak untuk menikmati masa-masa indah perkuliahan ( Sebelum skripsi ). Sebentar lagi gue bakalan semester 5. Itu sudah masuk penjurusan. Otomatis gue dan teman-teman bakalan pisah kelas. Kebanyakan temen-temen gue mengambil jurusan Manajemen SDM. Gue nggak ngerti kenapa. Katanya, sih, hitung-menghitungnya nggak ada. Yah, maklum saja. Gue sendiri juga kurang suka hitung-hitungan. Makanya gue mengambil jurusan Manajemen Pemasaran. Kalo Manajemen Keuangan sungguh membuat kepala gue mumet. Belum penjurusan saja sudah rumit begitu. Apalagi kalo gue ambil jurusan itu, bisa-bisa gue mabuk angka. Mabuk yang nggak ada kerennya sama sekali. Apalagi mabuk naik angkot. Cemen abis. Ya, itulah gue. Beda sama cewek-cewek. Mereka lebih suka dengan hitung-menghitung. Apalagi menghitung kesalahan para cowok yang setiap hari selalu buat kesalahan, dan di hari selanjutnya diungkit-ungkit lagi. Pfffttt. DASAR CEWEK!

Abaikan soal jurusan. Maaf, gue malah curhat. Kembali ke cerita.

***

“Udah, Yog. Nggak usah dipikirin dompet, mah,” celetuk Kosim, yang tiba-tiba menganggu gue ketika sedang menulis cerita sebelumnya.
“Iya, santai aja lagi,” lanjut Arif.
Gue hanya tersenyum dan tetap menuliskan curhatan di hape. Ngomong-ngomong, pegel ngetik dari hape. Banyak typo pula.
“Gue cuma bisa berdoa, Yog,” kata Mpok Ika. “Nanti ada cewek cantik seumuran lu yang menemukan dompet itu, terus lu kenalan dan jadian. Hehehe.”
ANJIIIRRRR. KORBAN FTV BANGET INI ORANG. Sama kayak Deva. Di kolom komentar tulisan gue yang sebelumnya.

Nih komentarnya,



“Mpok, plis deh. Ini realita, bukan sinetron,” jawab gue dengan wajah cemberut.
“Yog, proses ketemu jodoh itu nggak ada yang tau. Siapa tau aja, yakan?”
“...” Gue langsung diem. Setelah itu gue mengkhayal sebentar. Di pikiran gue, yang nemuin dompet itu cewek kulit putih, cantik, terus berjilbab. Gue langsung tersenyum.
“Tuh, kan. Langsung senyum-senyum. Pasti ngelamun jorok!” kata Aldi sambil menepuk bahu gue. Sial, lamunan gue terbuyar.

Sekitar pukul setengah lima sore. Gue langsung menuju ke rumah. Di sepanjang jalan gue terus berdoa agar tidak ada polisi. Mampus gue kalo ketilang. Pokoknya jangan sampe ada polisi. Namun, di sekitar Kebayoran ada polisi yang sedang berdiri di tengah jalan mengatur lalu lintas. Gue langsung panik. Gue yang biasanya stay cool kalo ada polisi karena sudah memiliki SIM dan STNK. Sekarang gue malah terlihat tak berdaya. Gue lemah. Melihat wajahnya saja, dengkul gue berasa kopong.
Alhamdulillah polisi itu tidak melakukan razia. “YES! Gue lolos,” batin gue.

Sesampainya di rumah, waktu sudah hampir Magrib. Sumpah, hari itu gue capek dan stres banget. Ingin cepat-cepat nidurin kasur rasanya. Kok, malah kedengeran mesum, ya?
Tapi, kalo tidur menjelang Magrib katanya bisa pikun. Gue nggak tau mitos itu bener apa nggak. Yang gue tau memang menjadi pelupa. Iya, lupa salat Magrib pastinya.

***

Singkat cerita gue sudah mandi dan salat. Gue merebahkan diri di kasur. Entah, gue setengah sadar atau bagaimana. Kemudian nyokap berteriak,

“YOG, DOMPETMU DI LEMARI!”

Gue yang mendengar secara samar-samar ikutan berteriak, “AH? DOMPET?”
Gue langsung beranjak dan melihat ke dalam lemari.
Yak, dompet gue ada. Gue cek uangnya. Masih ada beberapa ratus ribu. Tapi berkurang beberapa lembar. Kartu-kartu juga lengkap. KTP, KTM, NPWP, SIM, STNK, dan foto Aura Kasih pun ada semua. Oiya, yang terakhir ngarang. Gue nggak sehina itu.

Gue masih ragu, ini mimpi bukan, ya? Saking penasarannya gue langung cubit pipi Nyokap. Gue digampar.
“AW, SAKIT!”

Eh, ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Dompet gue ketemu. Gue langsung bertanya-tanya sama Nyokap.
“Bu, kok bisa ada di lemari?” tanya gue penasaran.
Iya, tadi ada orang baik yang nganterin. Masih rezekimu itu, Le,” jawab Nyokap.
“Siapa? Cewek apa cowok?” Gue semakin penasaran.
“Bapak-bapak.”
“Oh,” jawab gue lemas.

Yah, pupus harapan gue bertemu dengan jodoh wanita cantik. Taik. Ngarep juga gue rupanya. Ini semua karena FTV. KAMPRET EMANG FTV BIKIN GUE MENGKHAYAL SAJA!
Bodo amat soal cewek. Yang penting dompet gue ketemu. Hohoho. Alhamdulillah.

“Oh, terus Ibu kasih berapa?”
“Ibu kasih ******, jarang-jarang ada orang yang mau ngembaliin soalnya.” ( maaf disensor takut riya )
“Yaudah, gapapa.”
“Makanya, lain kali hati-hati!” omel Nyokap.
Gue mengangguk, “Tapi, kok nggak bilang dari tadi?”
“Ibu nggak mau ganggu konsentrasi kuliah kamu. Nanti kamu tau-tau pulang karena penasaran dan mau liat dompetnya.”
Gue langsung ketawa.

Begitulah kisah kehilangan dompet yang akhirnya dikembaliin seseorang yang baik. Ternyata benar kata orang-orang, “Rezeki udah ada yang ngatur. Dan kalo masih rezeki mah nggak akan ke mana.”

Gue memang belum pantas disebut orang baik. Tapi gue percaya, di dunia ini masih banyak orang yang baik. Buktinya banyak yang ikutan sedih ketika membaca tulisan gue yang sebelumnya. Terima kasih sudah peduli dan berdoa. Terima kasih yaaaa temen-temen blogger. Sini gue kecup yang cewek-cewek. Hahaha.

Kata orang tua gue, menjadi orang baik itu rasanya menyenangkan. Meskipun, tidak semua hal baik dibalas dengan baik. Lagipula, baik itu relatif.  Gue akan berusaha menjadi orang yang baik. Jadi, izinkanlah gue berbuat baik juga kepada pembaca blog gue. Meskipun rezeki gue nggak banyak. Tapi biarlah gue berbagi sebagian rezeki yang gue punya. Berhubung page view sudah mencapai 30.000-an. Alhamdulillah banget, gue nggak nyangka bisa naik secepet ini. Perasaan November kemarin gue baru sekitar 10.000. Hehehe.

Maka dari itu, gue akan membagikan pulsa sebesar 30.000. Akan ada 3 pemenang dari hadiah kecil-kecilan ini. Satu pemenang mendapatkan pulsa 10.000 rupiah.

Syaratnya gampang, pertama kalian bebas dan terserah mau komen apa aja. Dan yang kedua, hanya tulis di kolom komentar sebuah kalimat tentang “kehilangan”, baik itu berupa jokes, kutipan, atau apa pun. Boleh bikin sendiri, boleh kutipan seseorang. Jika itu kutipan seseorang atau dari sebuah novel, harap ditulis sumbernya. Jangan lupa tulis username Twitter-nya ( kalo punya ) Biar gue bisa mention untuk memberitahukan atas kemenangannya.

Untuk kutipan, misalnya,

“Kehilangan seakan memiliki jantung, denyutnya terasa satu-satu. Membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara. Lalu, bagaikan gelombang air, bisikan itu mengalir sampai akhirnya berlabuh di hati.” – Novel Perahu Kertas

Kalo yang jokes boleh begini,

“Kehilangan dompet emang bikin sedih. Tapi mendinglah, daripada kehilangan keperjakaan karena diperkosa banci. INI PEDIH!” Gue asal bikin doang ini.

Pokoknya yang paling bikin ngakak, atau yang kata-katanya dalem sampe menyentuh hati bakalan gue pilih sebagai pemenang. Gue tunggu komentarnya sampai hari Sabtu jam 7 malam. Kalo pengumuman pemenangnya di hari Minggu. Anggap aja itu bonus weekend. Gue tau, memang pulsa 10.000 itu cuma dikit. Tapi kan semua itu tergantung niatnya. Hahahasek.


Yaudah, sekian dari gue. Terima kasih.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment