Cut Meutia adalah Pahlawan Nasional asal Aceh, nama lengkapnya adalah Cut Nyak Meutia Binti Teuku Ben Daud yang dilahirkan pada tahun 1870 di Pirak Kecamatan Matang Kuli Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh.
Beliau syahid sebagai pahlawan bangsa pada tanggal 25 Oktober 1910, tapatnya beliau syahid 107 tahun yang lalu pada tahun 2017 mendatang. Dan umur beliau adalah sekitar 40 tahun.
Beliau syahid dalam pertempuran dengan pasukan Marsose Belanda Pimpinan Sersan Mosselman di Hulu Sungai Peutoe. Atas keputusan pengikutnya beliau dimakamkan di tempat kejadian.
Lokasi rumah Cut Meutia berada di Pirak, Matang Kuli, Aceh Utara. Tidak begitu jauh dari kota Kecamatan Matang Kuli, kira-kira kurang lebih 15 menit perjalanan dengan sepeda motor. Rumah Cut Meutia sampai sekarang masih terlihat sangat bagus karena selalu dirawat dan dijaga dengan baik, banyak orang dari berbagai daerah di seputaran Aceh Utara mengunjungi rumah tersebut terutama pada hari libur.
Beliau syahid sebagai pahlawan bangsa pada tanggal 25 Oktober 1910, tapatnya beliau syahid 107 tahun yang lalu pada tahun 2017 mendatang. Dan umur beliau adalah sekitar 40 tahun.
Beliau syahid dalam pertempuran dengan pasukan Marsose Belanda Pimpinan Sersan Mosselman di Hulu Sungai Peutoe. Atas keputusan pengikutnya beliau dimakamkan di tempat kejadian.
Lokasi rumah Cut Meutia berada di Pirak, Matang Kuli, Aceh Utara. Tidak begitu jauh dari kota Kecamatan Matang Kuli, kira-kira kurang lebih 15 menit perjalanan dengan sepeda motor. Rumah Cut Meutia sampai sekarang masih terlihat sangat bagus karena selalu dirawat dan dijaga dengan baik, banyak orang dari berbagai daerah di seputaran Aceh Utara mengunjungi rumah tersebut terutama pada hari libur.
Ini adalah keterangan mengenai tahun lahir dan tahun syahid Cut Meutia yang baru dibuat pada tahun 2008 oleh DISPORA BUDPAR (Dinas Pemuda dan Olah Raga – Budaya dan Pariwisata) Aceh Utara.
Seorang pemuda lagi santai di tangga utama yang memiliki 7 anak tangga, suasana rumah yang adem ayem membuat betah pengunjung berlama-lama disana.
Ada juga tangga yang mempunyai 9 anak tangga seperti yang tampak pada foto di bawah ini
Selain rumah ada juga bangunan lain menjadi perhatian pengunjung seperti Krong Pade (tempat penyimpanan padi red), krong pade adalah tempat khusus untuk penyimpan padi bagi orang Aceh zaman dulu.
Dibawah ini merupakan monumen Cut Meutia yang memuat keterang-keterangan mengenai kisah beliau
Berikut adalah tulisan yang ada pada monument Cut Meutia tersebut
“CUT MEUTIA PAHLAWAN NASIONAL WANITA
SK PRESIDEN RI TAHUN 1964 NO. 107 TGL 2 MEI 1964
LAHIR TH 1870 ANAK T.BEN DAUD/CUT KHADIJAH. BELIAU SEORANG YANG TAAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUANYA SERTA BERJIWA PAHLAWAN
SUAMI PERTAMA SYAMSYARIF DENGAN GELAR T.SYIK BENTARA YANG TIADA LAMA BERCERAI KARENA TIDAK SEPERINSIP. KEMUDIAN KAWIN DENGAN ADIK IPARNYA T.SYIK DI TUNONG YANG TIDAK SENANG TERHADAP BELANDA . PUTRA BELIAU T RAJA SABI MENINGGAL TH 1946. SETELAH T.SYIK DI TUNONG DIHUKUM TEMBAK. CUT MEUTIA KAWIN DENGAN PANG NANGGROE SESUAI DENGAN WASIAT SUAMINYA T SYIK DITUNONG
CUT MEUTIA GUGUR DAN DIMAKAMKAN TGL 25 OKTOBER 1910 DI PUCUK KRUENG PEUTOE DALAM PERTEMPURAN DGN BELANDA YANG DIPIMPIN OLEH MOSSELMAN”.
Selain Monumen, juga ada pos seperti yang terlihat pada gambar di bawah.
Yang terakhir adalah Jengki (alat tradisional untuk mengupas padi yang digunakan orang Aceh pada zaman dulu) untuk foto Jengki kami mohon maaf karena foto lupa kami ambil.
Foto bonus
0 comments:
Post a Comment