Blogger Rewind 2016

Belum lama ini, gue habis menonton Youtube Rewind Indonesia 2016.




Dibanding sama yang tahun 2015, terlihat jelas emang banyak perkembangannya. Gue (yang tentu saja gak berkontribusi karena bukan Youtuber) menilai secara subjektif kalau suka sama hasilnya yang bagus. Namun, rasa suka itu gak bertahan lama. Ternyata gue lebih suka sama versi parodinya yang dibuat oleh Hati-Hati di Internet (silakan cari sendiri di Youtube wqwq).

Bangke. Pokoknya gue ngakak nonton itu.

Kalau diperhatikan, kok rasanya Youtube semakin banyak acaranya, ya, beberapa tahun belakangan ini? Salah satunya yang bikin gue iri adalah Youtube Fanfest. Kenapa Blogger Fanfest gak ada? Apa karena bingung dengan acara yang mau ditampilkan? Pamerin tulisan-tulisan yang masuk pejwan gugel? Pamerin hasil job review atau adsense yang udah didapet? Gak mungkin deh! Hm... mungkin karena itu, ya? Padahal nih nggak ada salahnya mengadakan acara bloger. Bisa kita telaah kalau minat baca bangsa ini masih terlalu rendah. Kita memang terlalu menyukai yang visual dibanding tulisan. Miris.

Anggep aja gitu. #anggepajahgituh

Terus seperti pembuka tulisan ini, ada Youtube Rewind Indonesia 2016. Para Youtuber Indonesia bekerja sama menciptakan sebuah karya untuk mengenang apa saja hal-hal yang telah terjadi selama 2016. Keren euy! Setelah dipikir-pikir, kayaknya seru juga nih kalo gue bikin Blogger Rewind 2016. Oke, gue akan mencoba menuliskan apa saja yang telah terjadi dalam dunia perblogeran selama 2016 melalui sudut pandang gue.

Januari

Pada awal tahun. Seperti biasanya, semangat menulis masih tinggi-tingginya karena baru saja membuat resolusi, ya meskipun pada malam pergantian tahun 2016 kemarin gue gak menuliskan resolusi apa-apa di blog. Intinya, gue masih on fire. Ada 7 tulisan pada bulan ini.

Kemudian, gue juga pertama kalinya mengeluarkan proyek WIDY—dulu memang itu namanya, sekarang bernama WIRDY karena ditambah Robby. Proyek itu berbentuk cerita bersambung yang akhirnya bisa sampai 11 bagian. Entah itu sebenarnya mau sampai bagian berapa. Niatnya, sih, sampai 12 atau 13 bagian. Namun, akhirnya berhenti lama yang disebabkan oleh berbagai perkara.

Setelah itu, gue bener-bener gak nyangka kalau pada bulan ini pernah diundang ke acara besar: Anniversary Huawei yang ke-15. Dikasih uang saku pula. Asoy!


Februari

Masih tetap konsisten menulis. Bahkan bulan Februari ini jumlah tulisannya ada 8. Sedikit meningkat dibandingkan Januari. Lalu, gue merasa pada bulan ini belajar banyak banget tentang kejujuran. Waktu itu, kondisi keuangan gue emang lagi parah-parahnya. Namun, gue bisa menuliskan cerita terbaik selama ngeblog (menurut gue) dari sebuah novel.

Seorang teman bloger asal Bandung, Fasya Aulia, datang ke Jakarta untuk sebuah keperluan alias wawancara kerja. Gue yang hari itu kebetulan gak ada kegiatan karena emang seorang freelancer, memilih untuk menemaninya di Jakarta. Ya, walaupun ujung-ujungnya main di mal doang karena waktunya mepet banget dan bingung mau ngajak ke mana. Cerita lengkapnya bisa kalian baca di: Ketemu Temen Blog Episode 4.



Maret

Bulan ini kuantitas tulisan gue menurun. Cuma ada 6 tulisan, tapi gak apa-apalah. Itu masih termasuk produktif karena target gue minimal seminggu satu tulisan. Merasa jenuh dengan dunia perblogeran yang kayaknya kok gitu-gitu aja. Nulis, blogwalking, ninggalin komentar, promosi tulisan. Dan ulangi begitu lagi. Maka, kami yang tergabung di grup WhatsApp Blogger Jabodetabek memutuskan untuk kopdar. Yang akhirnya bisa bertemu dan berbahagia di TMII.



Setelah itu, gue mendadak liburan ke Bandung. Entah gue habis dapet uang dari mana dan entah saat itu gue ada masalah apa di rumah, sehingga dengan songongnya jalan-jalan ke Bandung hampir dua minggu. Tiga hari pertama selama di sana, gue gak ke mana-mana karena Bandung hujan melulu. Barulah setelah itu, Fasya gantian menemani gue di Bandung (maaf, gue gak sempet nulis cerita apa-apa selama di sana).

Di saat gue memutuskan untuk pulang ke Jakarta, gue terkejut mendengar kabar dari Fasya kalau Tata dan beberapa temannya juga lagi liburan ke Bandung. Maka, gue menunda kepulangan dan kopdarlah kami di Bukit Moko.



Kalau kalian perhatikan, di foto itu Fasya gak sempat foto bareng. Dia sudah pergi untuk interviu kerja. Saat Fasya bilang di chat kalau dirinya sedih karena nggak bisa ikutan berfoto, gue pun dengan berbaik hati mengedit foto Fasya agar dia nggak bersedih lagi.



Baik kan gue? Ehehe.

Pada bulan ini, gue kepikiran untuk mengganti nama domain yang tadinya yoggaas menjadi ketikyoga (biar seperti akun Twitter). Gue benar-benar galau pada masa itu. Pengin ganti, tapi sayang sama jumlah pengunjung per harinya yang sempat sampai di angka 800-1k. Namun, gak tau kenapa gue udah muak bahkan gak cocok dengan nama yoggaas. Apalagi teman-teman gue sering salah menuliskannya dan malah jadi yogaass (dibaca: Yoga pantat). Maka, gue memikirkannya matang-matang. Gue bingung sama nama ketikyoga, kurang sreg aja gitu buat blog. Kata orang, sebaik-baik nama adalah nama sendiri. Dan akhirnya nama domainnya menjadi akbaryoga(dot)com dan judul blog gue juga berubah menjadi Mengunci Ingatan.

Selain itu tadi, gue juga sempat memenangkan give away yang dibuat oleh Haris Firmansyah. Alhamdulillah gue juara dua. Lumayan dapet buku dan duit yang bisa dijajanin bakso 5 mangkok. Inilah review yang gue buat: 365 Hari(s).


April

Kuantitas atau mungkin juga kualitas tulisan di blog ini menurun. Masalah datang bertubi-tubi. Kuliah lagi hancur-hancurnya. Semangat gue untuk menulis pokoknya jadi meredup. Namun, ada satu video yang mulai mengubah sudut pandang gue tentang berkarya, 2 Tiang 7 Layar (sengaja gak dikasih link, cari sendiri aja itu di arsip blog halah).

Mei

Mulai gak ngerti mau nulis apa. Rasanya seperti kehilangan arah dan tujuan hidup. Cuma ada satu tulisan di bulan ini. Ya, gue sengaja buat tulisan itu supaya ngasih tau pembaca kalau blog ini belum selesai. Gue suatu saat pasti kembali menulis di sini.

Juni

Gak tau ada apa-apa di dunia perblogeran. Gak ngikutin sama sekali. Gak buka-buka medsos. Gak nulis apa-apa. Gue lagi depresi parah pada bulan ini.

Juli

Sama. Masih depresi. Bahkan merasa hidup gak ada gunanya lagi. Sampai akhirnya ada seorang pembaca blog yang hampir gak pernah meninggalkan komentar. Iya, dia silent reader blog gue. Dia bilang, dia rindu sama tulisan gue karena tulisan gue menginspirasi dan menghibur. Ya, Allah. Ternyata seorang Yoga masih ada gunanya. Gue pun mencoba untuk bangkit perlahan-lahan dari jurang keterpurukan.

Agustus

Akhirnya gue bisa kembali nulis di blog ini setelah vakum kira-kira hampir 3 bulan. Meskipun cuma ada 4 tulisan. Ngepas banget sama target yang seminggu satu tulisan. Paling gak, gue bahagia udah berhasil bangkit. Salah satu cara memulai untuk memperbaiki diri gue adalah dengan menulis. Karena banyak sekali sampah-sampah di kepala yang harus dibuang atau dituangkan ke media.

Bulan ini, tawaran job review dan diundang acara bloger mulai ada lagi setelah berulang kali menolak rezeki ketika depresi. Gue mulai berpikir, mungkin aja emang menulis adalah jalan gue dan salah satu cara mendapatkan rezeki. Walaupun tujuan utama gue bikin blog ini untuk curhat, gak ada salahnya mencari rezeki di sini. Nggak dosa, kok.

Gue juga mulai merombak karya berbentuk cerpen yang gue ikutkan di Proyek Menulis Indonesia tentang kesehatan. Awalnya gue gak nyangka kalau cerpen itu terpilih dan bakal dibukukan. Padahal gue saat itu bikinnya kurang maksimal. Eh, malah terpilih. Namun, karena prosesnya lama dan gak terbit-terbit, gue izin sama panitia untuk merevisi karya itu dan mengganti judulnya menjadi Kisah Rokok dan Tiga Anak Remaja.


September

Apa yang bikin seseorang merasa dirinya cukup terkenal? Ketika foto atau nama seseorang termuat di media lain yang memang sudah besar. Hal itu gue rasakan ketika Ahmad Fauzi, temen bloger yang saat ini sedang kuliah di Mesir, mensyen gue di Twitter menanyakan, "Ini foto lu kan, Yog? Masuk Hipwee tuh!"

Gue speechless. Gak percaya akan hal yang baru saja terjadi. Pantes blog gue mendadak jadi lumayan ramai lagi. Ya, gara-gara foto dan link blog gue sempat masuk di Hipwee. Biar gak dikira hoax, berikut gue berikan skrinsut-nya.

sumber foto: http://www.hipwee.com/travel/kadar-romantisnya-cowokmu-bisa-dilihat-dari-tempat-favorit-liburannya-nah-cowokmu-gimana/
Itu foto sekitar tahun 2013, saat gue liburan ke Yogyakarta. Di artikel Hipwee itu, katanya gue termasuk ke dalam tipe cowok berkarakter yaitu: "Jika jalan-jalan ke kota besar adalah hobi cowokmu, dia punya karakter petualang sejati. Kamu bakal dibuat bahagia dengan sifatnya yang nggak membosankan."

Asyik gak tuh pacaran sama gue? Nggak membosankan! Wqwq.

Beberapa bloger mengusulkan ide untuk menulis cerita yang bertema Es Krim. Temen gue, Hawadis, membuat cerita yang cukup kampret. Lalu, dengan hasrat balas dendam karena kesal dan liarnya imajinasi gue. Maka, lahirlah karya berbentuk cerpen yang berjudul Es Krim Spesial. Banyak banget komentar yang berkata kasar sama alur ceritanya yang emang menipu banget itu.

Dan gara-gara cerpen terkutuk itu, gue akhirnya diundang ke grup Telegram karena beberapa member pada penasaran sama orang yang udah bikin cerita bajingan macam itu. Sebetulnya, gue ogah-ogahan dan males donlot aplikasi Telegram karena memori kepenuhan, tapi entah kenapa gue pun terhasut. Gue pun jadi mendapatkan teman baru di grup itu. Gue juga jadi mulai kecanduan main Werewolf. Bagus sekali itu permainan, bisa mengurangi produktivitas gue dalam menulis ataupun bekerja. Terima kasih, WWF!

Para temen-temen di Twitter yang mayoritas bloger memainkan hestek #CinderellaMasaKini dan #TutorialSulit yang ternyata bisa trending topic. Buahaha. Sungguh sebuah prestasi.

Kemudian, teman bloger gue yang sering pejwan dan juga merupakan inspirator sejati, Heru Arya, membuat tulisan “Maaf untuk Keputusan Ini” yang memiliki makna sangat mendalam.

Berikut cuplikannya:

“Berusaha menuliskan apa yang sudah nggak gue suka. Berusaha cerita lucu, tapi aslinya gue sedang meneteskan air mata.”

Gue gak bisa bayangin gimana perasaan Heru saat itu. Parah. Berarti gue dulu-dulu kalau baca jokes Heru itu, tandanya gue lagi bersenang-senang di atas penderitaan orang lain dong? Kacau! Gue jahat banget. Heru meneteskan air mata di Pekanbaru sana, sedangkan gue di Jakarta refleks ketawa-ketawa. Astagfirullah.

Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan Heru memilih untuk menjadi bloger di bidang tutorial dan nggak lagi curhat seperti biasanya. Mungkin, tulisan tutorial lebih ngangkat. Atau mungkin lebih menjual. Kenapa Heru harus memilih jalan lain seperti itu? Ya, biar dapet rezeki berupa recehlah. Ini Indonesia, Brother!

Namun, gue pernah bilang kalau rezeki itu gak hanya uang. Rezeki bisa berbentuk sebuah relasi, seperti pertemanan. Gue berhasil bertemu dengan bloger Medan, Beby Rischka. Bahkan, di kopdar itu dia yang traktir beberapa bloger Jabodetabek di Bebek H. Slamet. Mantap jiwa. Semoga rezeki Beby ini lancar! Aamiin.



Waktu itu, gue juga sempat diajak Vira untuk menghadiri undangan event blogger. Dan ternyata sesampainya di sana bisa bertemu dengan Dita, seorang travel blogger kece. Sebenarnya gue udah pernah bertemu dengan pemilik malesmandi(dot)com ini pada acara Komik Baladeva di bulan Februari. Cuma waktu itu, gue nggak engeh kalau dia itu adalah bloger yang gue biasa kunjungi blognya dan suka sama tulisannya. Parah emang si Yoga. Bisa-bisanya nggak mengenali wajah temen bloger. Asli, gue suka banget sama pemilihan branding dia. Males mandi. Mudah sekali diingat.

Btw, bonus foto bersama dia, maaf kalau si Vira di-crop wahaha:



Oktober

Banyak hal buruk terjadi di lingkaran gue. Icha, sempat keluar dari grup yang gue gagas. Syukurnya, masing-masing di antara kami pada introspeksi dan saling meminta maaf. Setelah itu, seperti yang tadi sempat gue jelaskan kalau WIDY berganti nama menjadi WIRDY. Di bulan ini, WIRDY juga bikin proyek tentang mengomentari tulisan pertama.

Kemudian anggota WIRDY juga sempat kopdar. Ya, meskipun Icha dan Robby berhalangan hadir. Icha gak bisa beli tiket pesawat ke Jakarta karena, ya tolong pikir sendiri aja. Tiket pesawat mahal. Mending buat makan. Ini Indonesia, Brother! Robby saat itu juga lagi sibuk sama ekskul di SMA-nya. Jadi, di hari itu gue, Darma, dan Wulan ngobrol-ngobrol santai di Hotel Ibis. Wulan datang ke Jakarta bersama sekeluarga karena kakaknya mengikuti lomba Putri Pesona Indonesia. Dia nggak seperti Darma yang belain datang jauh-jauh dari Jakarta ke Pekanbaru hanya demi cinta. Alhamdulillah kakaknya itu bisa memenangkan Putri Ekonomi Kreatif Indonesia 2016. Pada hari itu, kami bertiga yang biasanya seru-seruan di grup chat, kini bisa berbahagia secara nyata. Alias mah itu gue cuma gangguin Wulan dan Darma yang mungkin sedang bernostalgia akan cintanya. #anggepajahgituh



Bulan ini, gue juga sungguh bahagia karena bisa menikmati suasana Jakarta dari siang hingga malam bersama 30-an bloger. Pada hari itu, Jakarta rasanya indah sekali. Jakarta tidak lagi kelam seperti biasanya.



November

Waktu itu, gue diundang oleh brand di bidang travel. Seperti biasa, acaranya palingan makan gratis, live twit, menerima goodie bag, dan akhirnya diadakan lomba blog. Saat sedang asyik menatap hape alias sedang live twit, tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk bahu gue.

“Yoga, ya?” 

Gue menoleh. Dan ternyata di belakang gue saat itu ada Bang Roy Saputra, penulis novel komedi idola gue. Kemudian gue merasa terhipnotis begitu saja. Begitu tersadar, tau-tau hape, dompet, dan kunci motor gue hilang. Eh, enggak-enggak. Gak gitu. Entah bagaimana perasaan gue saat itu, pokoknya bener-bener campur aduk dan gak keruan, gue hanya menjawab, “Heh? Iya, Bang.”

Gue nggak tahu harus ngomong apa. Gugup bukan main. Mungkin kalau diibaratkan, itu hati gue menjerit-jerit, “KYAAAAK-KYAAAAKKK.”

Percis cewek-cewek penggemar drama Korea saat melihat Mario Maurer.

Mario Maurer itu dari Thailand woy!

Duh, maaf. Pokoknya siapa kek gitu. Super Junior—yang biasa dikenal SUJU—deh (karena gue gak tau lagi cowok-cowok Korea yang diidolakan cewek, masa iya gue contohin Park Ji Sung?)

Kami bersalaman.

“Yaudah, gue ke sana lagi, ya!” katanya sambil berjalan menuju meja yang letaknya percis di belakang gue.

“Oke, Bang.”

Anjir. Baru kali ini terjadi dalam hidup gue, kalau gue yang malah disamperin seorang idola. Beberapa jam setelah itu, setelah makan, bermain games yang diadakan panitia, tanya-jawab seputar traveling, dan acara itu pun nggak berasa telah berakhir. Nah, para blogger dan influencer sebelum pulang diharapkan maju ke depan untuk foto bersama. Di saat itulah, gue berpapasan kembali dengan Bang Roy Saputra. Dan kali ini, bersama istrinya, Sarah Puspita.

“Sar, kenalin ini, Yoga,” kata Bang Roy kepada istrinya.

Kak Sarah menjabat tangan gue dan tersenyum hingga sebagian giginya terlihat jelas berwarna putih (yakali emas?).

“Halo, Kak Sarah,” ujar gue, tentu saja dengan senyuman manis (gak apa-apa pede aja, Yog!).

Lucunya, gue gak berani minta foto bareng mereka. Gak tau kenapa, gue gak bisa seperti orang-orang yang dengan penuh rasa percaya diri bilang, “Ini Indonesia, Brother!”

Eh, salah-salah. Gak gitu anjis. “Kak, foto bareng dong.”

Nggak. Gue gak bisa senorak itu. Eh, itu norak gak, sih? Pokoknya, gue cukup mengagumi mereka saja tanpa berlebihan. Inilah foto keramaian yang mempertemukan gue dengan bloger-bloger keren.

ramai banget coy!

Beberapa hari setelah itu, beberapa anggota grup Telegram WWF liburan ke Solo. FYI, WWF itu bukan WWF berlogo panda yang melindungi satwa liar. Bukan. Bukan juga yang smack down itu. Karena WWF yang dimaksud adalah kepanjangan dari World Werewolf Federation, nama grup bermain Werewolf. Anggota yang liburan ke Solo itu ialah: gue, Haris, Bena, Tiwi, dan Mia. Kemudian di sana kami bertemu Jaimbum, anggota dari regional Malang, yang akhirnya disambut antusias sama teman-teman di Solo, yaitu: Hana, Ilham, Justin, dan Jung.

Sebenarnya ada banyak kejadian yang begitu membekas di bulan ini. Nah, yang paling gue ingat adalah ketika gue pernah protes akan dunia penerbitan. Menurut gue, penerbitan lagi kacau gitu. Kenapa jadi banyak banget selebtwit, selebgram, selebaskfm, atau seleb 88 (itu salep woy!) yang diajak nulis buku karena ber-followers banyak. Sedih sekali hati ini.

Terus kenapa menuliskan memoar (lebih sering dikenal dengan personal literatur) tuh susah banget bagi seorang pemula? Kalau belum jadi influencer, kayaknya bakalan susah diterbitin. Haha. Kemudian, twit itu ternyata di-RT sama Kakang Rido. Yang akhirnya menyebabkan gue di-mensyen sama aMrazing.

Kaget, sih. Gue yang awalnya cuma pengin ngetwit semau gue karena itulah yang gue rasakan selama ini. Eh, malah jadi debat. Namun, fokus gue kan ke genre personal literatur itu, bukan novel genre apa aja. Ah, tapi mungkin sebenarnya emang salah gue juga, sih, yang kurang berusaha dalam mengirimkan naskah. Terus malah langsung emosi denger curhatan Haris yang bukunya gagal terbit. Dan yang terpenting jangan asal ngomong di media sosial. Kudu berhati-hati di internet deh. Entahlah, ya. Namanya keresahan kan jangan dipendam. Unek-unek kudu dikeluarin.

Kemudian gak tau kenapa itu akhirnya malah jadi semakin ramai dan cukup heboh. Sejak itu, gue gak akan pernah melupakan beberapa kalimat ini:

“Sebut nama!”

“Aselik gue kesel banget kalau itu bener.”

“Maaf, gue baru cek hape. Udah seminggu tipus.”

Desember

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi di balik awan hitam. Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini. Menanti seperti pelangi... lah, malah nyanyi. Desember masih terasa hangat meskipun sering hujan. Umm, jadinya nggak perlu diceritain, ya?

Iya, alias udah kepanjangan.

Intinya, kami beberapa bloger regional Jabodetabek pernah mengadakan kopdar di TIM untuk menutup tahun ini. Meskipun nggak ramai-ramai banget, setidaknya sudah cukup bikin ketawa-ketawa karena bahagia. Cerita lengkapnya mungkin menyusul.



Etapi ada sesuatu nih yang bikin gue merenung.


Cerpen Es Krim Spesial yang pernah gue buat itu akhir-akhir ini dikritik oleh Attar (pemilik blog Suara Macan yang katanya terinspirasi dari Siluman Capung). Dia bilang, cerpen gue itu bisa merusak generasi muda. Wahahaha. Seorang anak SMP mengajari dan menegur gue. Jelas-jelas cerpen itu segmentasinya buat remaja yang udah 17 tahun. Terus kenapa dia baca itu woy?! Kan tulisan gue yang lain banyak! Namun, biar bagaimanapun yang namanya kritik dan saran dari pembaca harus diterima dengan baik. Rencananya, sih, emang mau mencoba menghilangkan kata-kata mesum di blog ini. Semoga saja di tahun 2017 gue berhasil.


Kayaknya udah nggak ada lagi deh. Ahay, kelar juga menuliskan perjalanan setahun ke belakang tentang dunia bloger. Semoga 2017 semakin menarik! Mari, kita ramaikan dunia perblogeran! \m/

PS: Maaf sebelumnya kalau tulisan ini panjang banget dan cuma tentang yang gue tau. Ada yang mau nambahin hal apa saja yang terjadi dan heboh di dunia bloger? Biar bisa gue tambahin lagi di daftar. Sudah ada beberapa bagian yang diedit karena diingatkan oleh teman-teman di kolom komentar.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment