Duh, Kangen!

Kata beberapa orang, cowok yang bilang kangen ke ceweknya itu sebenernya mah bohong. Cowok itu gak bener-bener kangen. Karena cowok punya maksud lain, di mana kangen itu artinya ialah sange.

Bangke. Gue nggak setuju sama hal itu. Hm... tapi terkadang hal itu bener juga, sih. Yah, gue malah plin-plan. Oke, serius. Harus gue akui, kalau gue pernah bilang kangen ke pacar sewaktu SMA, tapi gue punya maksud terselubung di dalam kata “kangen” itu. Kangen, sih, kangen... padahal mah ya sebenarnya juga agak nafsu gitu.

Nafsu di sini tidak seperti yang kalian kira, kok. Nggak. Gue nggak sebiadab itu. Gue cuma pengin dipeluk pacar dari belakang aja gitu. Biar buah surganya menyentuh punggung gue dan terasa lembek dan lembut. Ehehe. Terus kalo sepi dikit kan bisa ciuman. Ehehehe, eh astagfirullah.

Oke-oke fokus. Jadi, kangen itu memang rasa sange yang lebih diperhalus aja.

Ya, seperti sekarang ini. Gue lagi kangen. Tapi sumpah deh, kali ini gue beneran kangen. Nggak sange yang diperhalus itu. Sayangnya rasa kangen ini bukan buat pacar. Gue kangen sama Kangen Band.

Kangen apa sange, Yog?

KANGEN WOY KANGEN!

Gue nggak mungkin juga sange sama mereka. Mereka cowok semua anjir! Gue masih normal ya, Allah.

Nggak tau kenapa gue mendadak kangen sama sebuah band yang sering banget dihina-hina sama netizen ini. Band yang paling terkenal karena sangat kampungan, terus lagunya begitu cengeng, dan pokoknya dicap alay banget deh. Buat yang belum tahu, grup musik ini beranggotakan Dodhy, Andika, Tama, Lim, Nory, dan Barry. Band ini dibentuk pada tahun 2005 di Lampung.

Gue nggak ngerti kenapa banyak yang menganggap Kangen Band ini sampah dan hina. Gue merasa mereka nggak seburuk itu. Terlepas dari gayanya yang norak itu, musik mereka cukup bagus dan juga terdengar nyaman di telinga. Coba aja deh dengerin lagu-lagunya tanpa mengingat wajah mereka. Palingan kalian juga bakal bilang, “Wah, lagu bangsat nih!”

Duh, kok gue salah ngetik gitu? Maaf, ralat-ralat. Kalian akan berkata, “Wah, lagu gue banget nih! Mantap jiwa.”

Meskipun lagu mereka cengeng, tapi mereka bisa terbilang sukses. Apalagi kisah mereka sempat dijadikan film yang judulnya: “Aku Memang Kampungan”. Film yang menceritakan masa susah mereka sebelum nge-band itu pun cukup menginspirasi. Di mana Andika dulunya ialah seorang tukang cendol dan Dodhy tukang tambal ban, kalo beberapa mantanku tukang selingkuh. Berengsek emang!

Soal judul film “Aku Memang Kampungan” itu, sepertinya mereka cukup sadar diri kalau diri mereka memang seperti itu. Tanpa dikatain norak, kampungan, alay, atau sejenisnya, mereka memang sudah begitu. Mungkin itu memang gaya yang mereka pilih. Jangan merasa gaya atau selera musik kalian yang paling keren deh! Kangen Band juga punya hak untuk bergaya apa saja. Hidup Kangen Band! Kangen Band keren!

Anehnya, para masyarakat ini merasa dirinya yang paling hebat. Dengan bebasnya mereka rajin menghujat. Bukannya malah bertobat. Ah, mungkin memang sudah tabiat. Dasar bangsat!

Biarpun diperlakukan seperti itu, Kangen Band ini pun tetap sukses dan punya banyak penggemar.

Namun, yang namanya keadaan sukses itu nggak bisa berjalan seterusnya. Pasti ada aja yang namanya halangan. Kalau mau sukses, ya harus mempertahankannya dengan membuat karya-karya yang lain. Kalau mau sukses, mereka nggak bisa diem aja.

Celakanya lagi, sudah dicap buruk seperti itu Kangen Band malah berulah. Beberapa personilnya sempat terkena kasus narkoba. Terlebih lagi Andika—vokalisnya—yang suka main perempuan. Tercatat dia ini sudah menikah hingga 4 kali. Lalu, pernikahan yang terakhirnya itu membuat dirinya semakin kacau, yaitu masuk berita karena dianggap menculik anak orang. Woalah. Ada-ada aja.

Sumber: Andika Kangen Band

Andika ini ternyata seorang playboy sejati. Dia bisa-bisanya mengalahkan zodiak Gemini yang dilabeli “bangsat” dan “bajingan” itu. Hm... atau mungkin zodiak Andika ini memang Gemini?

Sayangnya, bukan. Zodiak Andika ini adalah Leo. Bentar, ini ngapa jadi zodiak? Oke, skip.

Lalu, karena hal-hal buruk itulah akhirnya Kangen Band bubar.


***

Sejak itu, gue nggak pernah mengikuti beritanya lagi. Yang gue denger-denger, sih, mereka sempat reunian kemudian berganti nama menjadi Kangen Lagi. Namun, kebersamaan itu tidak berlangsung lama. Mereka mungkin merasa adanya ketidakcocokan di project yang baru itu. Ya, ibarat balikan sama mantan gitulah. Rasanya udah gak sama lagi seperti dulu. Hambar. Anyep. Kecut.

Ngomong-ngomong soal Kangen Band. Gue, sih, nggak suka-suka amat sama band itu. Cuma ada satu lagu yang dulu sewaktu SMP sering gue dengerin. Waktu itu, gue paling suka sama lagu yang berjudul “Tentang Aku, Kau, dan Dia”.



Alasannya karena lagu ini dibuka oleh dentingan keyboard. Btw, keyboard yang alat musik sejenis piano itu, ya. Bukan keyboard komputer atau laptop. Ya, barangkali aja emang ada yang belum tau kalau Kangen Band gak senorak itu memainkan alat musik. Yakali nge-band pakai keyboard komputer bukan pakai keyboard yang alat musik. Kangen Band bukan Laurentius Rando yang salah beli itu. Ehhh.

Mari kembali fokus ke lagu “Tentang Aku, Kau, dan Dia”.

Dari awalnya aja, itu lagu udah bikin gue suka. Entah kenapa, musik yang dimulai dengan suara keyboard atau piano itu bagus. Apalagi ditambah liriknya yang cukup manis:

Selayaknya engkau tahu
Betapa, aku mencintaimu
Kau, tenangkanku dari mimpi burukku
Selayaknya kau mengerti
Betapa, engkau kukagumi
Kau telah tinggal dalam palung hati


Gara-gara lirik itu, gue jadi teringat akan sebuah kisah di zaman gue masih remaja labil. Sewaktu kelas tiga SMP, gue sempet deket sama cewek yang namanya Rani. Gak usah munafiklah, gue suka sama dia karena fisik. Pokoknya gue senang ketika melihat wajahnya itu. Rani ini cantik, kulitnya putih mulus, apalagi rambut panjang ikalnya yang bikin dia berbeda. Di mana cewek-cewek yang menjadi pujaan para cowok di kala itu pasti yang berambut lurus. Namun, tidak dengan gue. Selera gue emang aneh. Yoi, Yoga anaknya berani beda. Mungkin juga gue suka banget sama rambutnya karena sejenis sama rambut gue yang juga ikal ini. Entahlah. Lagian, cewek berambut ikal juga indah, kok. apalagi cewek berjem....

Berjemur di pantai pakai bikini doang.

Apa, sih, ini gue ngaco abis dari tadi?

Seperti di lagu itu, gue memang diam-diam mengaguminya. Rani sebenarnya adalah temen baik gue. Nggak tau kenapa kami berdua bisa dekat. Gue bener-bener lupa mulanya kami bisa akrab. Yang jelas, gue awalnya biasa aja. Kemudian tanpa disadari tumbuhlah perasaan merah muda itu. Namun, yang namanya cewek cantik pasti seleranya tinggi. Mustahil dia bakalan suka sama gue. Apalah gue ini zaman SMP? Cerdas kagak. Ganteng kagak. Anak basket bukan. Anak futsal juga bukan. Gue cuma anak silat yang setiap kali disuruh ngiterin lapangan terus ngeluh. Padahal baru dua kali muter, tapi udah kecapekan. Cemen banget ya gue.


Betapa hancur hatiku
Melihat engkau bersamanya
Namun ku mencoba, tegar menghadapinya
Jangan kau menangis lagi
Tak sanggup aku melihatnya
Sekarang kau pilih diriku atau dirinya


Hal yang nggak gue sadari adalah, ternyata dia juga deket sama cowok lain. Kampretnya lagi, cowok itu adalah temen sebangku gue, Agus. Arggghhhh, asu tenan!

Gue masih ingat ketika Rani curhat sama gue tentang Agus. Setelah pulang dari sebuah warnet habis mengerjakan tugas bersama Rani, Rani mengajak gue membeli minuman Pop Ice (ini kagak dibayar, kok) kemudian duduk-duduk di taman. Di taman, Rani mulai menceritakan semuanya. Rani sudah suka sama Agus sejak kelas 8. Dia bahkan sampai menangis karena Agus nggak pernah peka sama kode-kode darinya. Dan juga gimana dia sebenernya deketin gue cuma karena mau tau segala info tentang Agus.

Asli, dia ternyata kejam banget. Remuk sudah hati gue.


Kautuliskan cerita, tentang engkau dan dia
Membuat hatiku semakin terluka
Sudah usai sudah, cerita engkau dan aku
Kuanggap sebagai bingkisan kalbu


Beberapa hari setelah momen Rani curhat sama gue, mereka berdua pun jadian. Padahal, itu gue yang bantu comblangin, tapi tetep aja gue langsung merasa hancur. Di saat seperti itulah lagu Kangen Band “Tentang Aku, Kau, dan Dia” ini menemani masa-masa gue galau. Hampir setiap hari gue mendengarkan lagu tersebut. Lagunya cocok banget deh. Sampai akhirnya gue mulai berhasil mengikhlaskan Rani bersama Agus.

Jadi, lagu Kangen Band yang ini tuh dulu lumayan berarti dalam hidup gue. Hehe. Kayaknya segitu aja deh bahas tentang Kangen Band-nya. Udah kepanjangan nih.

Oiya, gue mau nanya deh. Apa orang yang dengerin Kangen Band itu udah pasti punya selera yang jelek? Belum tentu (ngapa jawab sendiri dah lu?!)

Oke, gue mau nanya lagi.

Terus orang yang dengerin musik jaz, metal, hardcore, atau screamo gitu merasa lebih baik dari Kangen Band? Belum tentu juga (bodo amat, Yog!)

Mungkin aja memang kuping para pendengar Kangen Band itu sukanya lagu yang cinta-cintaan dan mendayu-dayu begitu. Mereka nggak suka musik elit atau musik yang teriak keras-keras (yang vokalisnya scream atau growl).

Mungkin mereka takut gendang telinganya pecah kalo sudah terbiasa dengerin musik melayu kemudian berubah menjadi musik elegan (jaz) atau musik keras (metal). Bisa aja, kan?

Ah, semuanya kembali ke selera masing-masing, sih.

Ya, kayak orang ada yang merasa enak makan durian, ada yang malah merasa enek. Atau ada yang suka jengkol, ada pula yang membencinya. Ada blogger yang sukanya menulis curhatan, ada juga yang suka me-review, ada yang bahasnya kulineran atau jalan-jalan, ada pula yang bikin tutorial.

Bebas!

Begitulah yang namanya selera.

Dan seperti itulah selera para fans Kangen Band yang memang suka banget musik metal (dibaca: melayu total). Tolong hargai mereka dan jangan pernah memperdebatkan selera.

Di musik tidak ada nomor satu, di seni tidak ada nomor satu, karena setiap orang mendeskripsikannya berbeda. Jadi jangan sombong!



***

PS: Btw, ini adalah proyek terbaru dari WIRDY. Gue lupa siapa yang awalnya mengusulkan ide goblok ini (jangan-jangan malah gue). Di mana kami semua diharuskan membahas satu band yang sama kemudian dituliskan dengan ciri khas dan sudut pandang masing-masing. Dan band yang harus kami bahas ini adalah Kangen Band.

Oiya, WIRDY tanggal 25 November 2016 merayakan anniversary loh. Nggak nyangka kami udah satu tahunan gini. Perasaan kemarin namanya WIDY terus sekarang udah nambah personil baru aja dan menjadi WIRDY. Ya, walaupun Robby waktu itu belum sempat masuk, gue akan tetap menganggap dia menjadi bagian dari kami sejak dulu dan perlu merayakan satu tahunan ini.

Sumpah nggak nyangka banget kalo udah setahunan. Kayaknya kemarin baru aja gue kepikiran buat proyek menulis, terus baru berjalan sebentar malah vakum lama. Eh, sekarang ini udah setahun aja. Ya, maka dari itu nggak terasa karena kelamaan vakum woy! Emang bego nih si Yoga. Wahaha.

Gue baru engeh kalo WIRDY terbentuk pada tanggal 25 November 2016 yang bertepatan sama Hari Guru Nasional. Ah, semoga saja kami ini bisa seperti para guru yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Aamiin.

Mencerdaskan dari mana, sih? Ini mah merusak anak bangsa! Muahaha.

Kalian bisa baca tulisan Wulan: Kangen Band yang Bikin Kangen 
Darma: Ini anak udah nggak mikirin proyek lagi, udah fokus cari jodoh dan berencana mau menikah di Turki tahun 2017.


Sekian dan terima kasih.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment