Maaf banget kalau judul tulisan kali ini nggak jelas. Iya, pemikiran gue emang selalu random. Jadi, sering ngaco begini deh.
Nanti malam kita akan merayakan tahun baru 2016. Jujur, ini rasanya kecepetan buat gue. Karena eh karena, resolusi gue di tahun ini masih banyak yang belum tercapai. Tapi, ada beberapa juga yang berhasil. Oleh karena itu, gue pengin coba menuliskan apa saja yang sudah tercapai:
Cekidot.
Satu. Segala tentang blog.
Di akhir tahun 2014, viewers blog gue mencapai 100 pengunjung per hari. Sedangkan ketika melihat statistika di akhir 2015, itu per harinya sudah sekitar 400-500. Alhamdulillah banget. Peningkatan yang sangat drastis. Itu semua karena 2014 blog gue masih ada embel-embel blogspot-nya. Kalau di 2015 gue telah memakai TLD (Top Level Domain) menjadi yoggaas(dot)com. Asyek.
Ya, meskipun soal kuantitas blog gue tidak ada peningkatan. Jadi, jumlah tulisan di tahun 2014 bisa mencapai 115, sedangkan tahun 2015 ini mengalami penurunan—termasuk tulisan ini—hanya 98 tulisan.
Namun, bagi gue itu sudah lebih dari cukup. At least, setiap seminggu blog ini selalu ada tulisan baru.
Yeah, gue berhasil konsisten. Dan soal kualitas, membaik nggak menurut kalian, Gaes? (serius nanya, boleh dijawab).
Setiap tulisan di blog, tentunya kita butuh seorang pembaca. Walaupun pembaca itu hanyalah seseorang. Hehe.
Paling tidak kita memang membutuhkan pembaca blog. Sayangnya, pembaca akan selalu silih berganti. Ada yang datang dan ada pula yang pergi. Akan selalu seperti itu. Tapi, ada juga yang masih ingin menetap.
Dan gue bener-bener nggak nyangka, ternyata blog gue ini masih memiliki pembaca setia. Betah bermain di sini. Baik dia yang selalu komentar panjang-panjang, atau yang cuma ngerusuh di kolom komentar, ataupun yang hanya seorang silent reader.
Siapa pun kalian. Gue sangat berterima kasih, Gaes.
Dua. Soal karier.
Akhirnya, gue berhasil mendapatkan pekerjaan di tahun 2015. Kalau tidak salah di bulan Oktober kemarin. Meskipun itu hanya pekerjaan yang gajinya tidak seberapa. Iya, gue hanya kerja freelance, merangkap menerima job review, dan buka jasa desain (untuk lebih jelasnya bisa baca di Jasa Yoga). Gue akan tetap bersyukur akan rezeki tersebut.
Tiga. Percintaan.
Bulan Maret 2015, gue pun mempunyai pacar. Uh, nggak nyangka resolusi itu malah tercapai. Sayangnya, hubungan kami sudah berakhir. Iya, gue yang memilih berpisah karena beberapa alasan. Jika kamu—mantan gue—baca, gue minta maaf soal pilihan itu.
Bentar-bentar, mantan pacar lu yang mana, sih? Yang LDR cuma beberapa bulan itu, Yog?
Oke, skip.
Empat. Koleksi buku.
Saat tahun 2014, koleksi buku-buku atau novel gue tidak sampai 10 biji. Hm... kok agak nggak enak, ya, nulis biji? Ntar disangka mesum lagi gue. Baiklah, gue ralat. Novel gue tidak sampai 10 buah, seingat gue hanyalah sekitar 6-8 biji. Duh, kok malah ngetik biji lagi, sih, ini?
Ada apa dengan biji, ya?
Bodo ah.
Sekarang ini, gue jadi semakin rajin baca buku. Setiap sebulan, gue mengusahakan minimal membeli 1 buah buku. Yeah, akhirnya bisa juga nggak ngetik biji (terus ini apa?)
Well, akhirnya koleksi buku gue sekarang sudah sekitar 20-an buah. Dua sampai tiga buku lagi mencapai angka 30. Bagi diri gue, ini lumayan meningkat dibandingkan setahun yang lalu. Ah, mantap deh. Jadi makin semangat nabung untuk beli buku. Karena gue pengin punya perpustakaan sendiri di dalam kamar.
Lima.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Udah, empat aja. Yang kelima itu Pancasila, kan? Ehehe.
***
Dan sekarang langsung aja saatnya gue beri tahu apa maksud judul tulisan ini.
ASDF(vck)G adalah....
A: Astagfirullah
S: Sudah
D: Desember
F: Fvck
G: Gagal
Jadi, gue awalnya sedang resah akan resolusi di tahun 2015. Gue kaget bukan main ketika bulan Desember datang. Gue sebenernya tidak bermaksud kasar pada kata “Fvck”. Karena artinya hanya kekesalan gue terhadap diri sendiri yang gagal.
Ketika orang-orang bule kesal akan sesuatu mereka biasanya akan mengumpat, antara “Shit”, “Damn”, dan “Fuck”.
Sayangnya, kata “Shit” sudah dipakai Alitt terlebih dahulu untuk menjadi ciri khasnya (Shitlicious). Lalu kalau “Damn” itu juga sudah menjadi sebuah brand “Damn, I Love Indonesia”. Nah, yang tersisa hanya kata “Fuck”.
Lagian, gue sering denger kata itu saat menonton sebuah adegan, di mana si cewek mendesah-desah dan teriak-teriak, “Fvck yeaaahh baby. Fvck!”.
Pokoknya gitu deh. Emaap.
Ah, pokoknya kata “Fvck” serius cuma kekesalan gue aja. Kenapa Desember datang terlalu cepat? Sehingga gue tidak bisa mewujudkan resolusi tahun 2015 yang pernah gue tulis di POSTINGAN INI.
Pokoknya asdf(vck)ghjkl rasanya!
Gagal. Satu kata yang membuat setiap orang bersedih. Kecewa. Terpuruk. Ataupun menangis.
Yap, gue gagal. Gagal akan banyak hal.
Di antaranya:
Gue gagal mendapatkan pekerjaan yang sesuai minat gue, bidang penulisan ataupun hal yang berbau kreativitas. Jangankan dapet kerjaan itu, pekerjaan tetap dalam bidang lain aja gue gagal. Sejujurnya, gue memang sedang butuh pekerjaan untuk membiayai perkuliahan gue yang sudah semester 6 ini. Gue yakin semester selanjutnya akan membutuhkan biaya yang jauh lebih banyak. Tapi, kenapa Desember malah datang terlalu cepat? Gue pun gagal dapet kerja. Sedih ya nganggur.
Lalu, gue gagal mempertahankan sebuah hubungan. Gue masih ingat betul, saat 2014 putus dengan Rani, gue merasa sangat kacau. Kenapa gue bisa gagal dalam hubungan? Padahal gue benar-benar serius saat itu. Rani bilang kecewa terhadap sikap gue dan katanya gue masih kekanak-kanakan.
Hahaha. Ya, mungkin gue masih kekanak-kanakan.
Yang suka main online game atau PES nggak inget waktu di hari libur; yang suka nongkrong nggak jelas sama temen-temen hingga larut malam; dan yang hobi nulis, sehingga butuh waktu sendiri dan keseringan telat bales chat darinya.
Setidaknya, itu hal wajar, kan? Gue tidak selingkuh seperti Rani. Bukankah selingkuh itu lebih kekanak-kanakan wahai Rani yang dewasa? Ah, tapi biar bagaimanapun Rani telah membuat gue menjadi lebih baik dan dewasa. Kalau bukan karena dirinya, karakter gue saat ini mungkin akan masih kekanak-kanakan dan tidak bisa me-manage waktu.
Setelah putus dan mengikhlaskannya, gue berjanji untuk menjadi lebih baik saat punya pacar nanti. Dan berharap supaya tidak gagal-gagal lagi. Capek, Bro, adaptasinya.
Namun, di tahun 2015 gue pun berhasil punya pasangan. Bodohnya, ketika gue mendapatkan pacar yang bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan gue. Dan justru sangat mendukung passion serta impian-impian gue itu, dia malah gue sia-siakan.
Sebenernya bukan menyia-nyiakan, sih. Gue ragu dan punya beberapa alasan untuk putus. Ah, cinta itu memang tidak bisa dipaksakan. Sorry. Semoga di tahun selanjutnya gue lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Dan terakhir, gue gagal menyelesaikan naskah—yang sudah gue rencanakan akan kelar—di akhir 2015. Sumpah, ini nyesek banget. Harapan gue menjadi penulis tidak terwujud tahun ini.
Padahal penulisannya sudah hampir 70%. Bagi gue, itu sudah lumayan banyak. Tinggal sedikit lagi tuh!
Oiya, tapi naskah itu belum gue koreksi ataupun diedit jadi lebih baik. Ehehe. Sama aja masih sedikit itu mah, ya? Bahahaha.
Namun, semua itu pasti ada sebabnya. Iya, serius. Gue nggak alasan.
Gue terganggu akan tugas-tugas kuliah yang semakin tidak berperikemahasiswaan. Gue terganggu akan beberapa project yang lain.
Gue teralihkan fokusnya saat gue belajar dan menekuni desain. Dan baru-baru ini, gue juga lagi fokus mengedit cerita bersambung WIDY. Hm... gue yang jadi editornya. Ya, supaya cerpen itu menarik saat dibaca kita berempat butuh editor. Lumayanlah. Hitung-hitung untuk pembelajaran siapa tahu gue beneran jadi editor. Hihi.
Kembali ke naskah.
Gue berniat, dan akan berjanji untuk menyelesaikan naskah yang tertunda itu supaya selesai sebelum April 2016. Eh, itu kelamaan nggak, sih?
Ya, berjaga-jaga aja barangkali ada gangguan atau hal-hal lain yang menghambat. Lagian gue tidak berjanji kepada siapa-siapa. Gue berjanji untuk diri gue sendiri.
***
Biasanya kalo pergantian tahun gini bakalan ada resolusi-resolusi, ya? Ah, kali ini gue nggak perlu bikin deh. Gue takut kalau banyak yang nggak tercapai nanti kecewa. Mendingan gue menanamkan mindset “Masa depanmu ialah hari ini” untuk tahun 2016.
Sehingga di setiap harinya gue bisa lebih produktif dalam menjalani hari ataupun berkarya. Yuhuuu.
Dan mencoba untuk membuat deadline akan sebuah pekerjaan. Jadi, gue bisa bekerja lebih maksimal, tidak menunda-nunda ataupun males-malesan lagi. Semoga.
Eniwei, selamat tahun baru 2016 wahai teman-teman. Semoga tahun depan impian kita semua bisa terealisasikan, ya. Aamiin.
Maaf banget kalau tulisan ini panjang. Karena yang panjang-panjang itu belum tentu nikmat, kan?
Maklum, ini sebuah tulisan penutup tahun 2015. Tapi gue rasa ini nggak terlalu panjang, sih. Gue nulisnya ngalir aja tuh. Bahkan sebelum diedit ini lebih panjang, loh. Hehehe. Tapi ya, gue mohon maaf kalau kepanjangan.
Terima kasih.
PS: Gue selalu menggunakan “Rani” untuk nama tokoh dalam cerita di blog ini. Entah itu cerita fiksi, atau realita yang sengaja namanya gue samarkan demi nama baik orang tersebut.
0 comments:
Post a Comment