Judul

Judul yang menarik biasanya membuat orang penasaran. Dalam buku, musik, film, dan karya-karya lainnya pun begitu.

Gue ambil contoh dari sebuah buku.

Coba lihat buku pertamanya Raditya Dika: Kambing Jantan. Judulnya kambing, tapi isinya malah cerita sehari-harinya yang kocak. Buku keduanya pun begitu, Cinta Brontosaurus tidak sama sekali menceritakan seekor hewan purbakala menjalani fase-fase percintaan. Dinosaurus yang satu PDKT sama dinosaurus yang lainnya. Salah satunya ada yang beneran suka, satunya lagi biasa aja dan cuma nganggep temen. Terus akhirnya dinosaurus itu nggak jadian. Dinosaurus yang baper itu ternyata terkena friendzone.

Ini gue ngetik apa, sih?

Oke-oke serius.

Saat ingin membeli buku, pertama kali yang gue lihat pasti judul atau sampulnya. Judul dan sampulnya menarik nggak, keren nggak, aneh nggak. Pokoknya yang bikin gue melihat-lihat dan mengambil buku itu. Setelah itu, gue membaca blurb (cuplikan cerita di halaman belakang), baru deh membaca sebagian isi cerita kalo sampulnya memang sudah terbuka. Misalnya belum terbuka, jangan sekali-sekali buka sampul plastiknya ketika suasananya ramai. Iya, mending pas sepi aja. Jangan pernah juga membuka sampul plastik itu saat ada pegawainya. Tapi kalian boleh coba minta bukain sama pegawainya. Palingan digampar buku kamus yang tebelnya seribu halaman. Muahaha.

Eh, ini ngapa keluar dari topik? Maaf-maaf.

Fokus, Yog. Judul, inget judul.

Sebuah lagu juga begitu, contohnya band Slank yang judul lagunya Virus. Gue kira lagu itu tentang penyakit, atau liriknya menceritakan sebuah rasa kesal si pencipta lagu karena komputernya kena virus. Eh, taunya tentang cinta-cintaan. Parah gue dikibulin.

Judul memang suka menipu, ya.

Terus film, gue pernah waktu itu nonton film Serigala Terakhir. Filmnya menceritakan tentang sekelompok remaja laki-laki yang menjalin persahabatan dengan sangat kuat. Mereka tawuran bareng-bareng, berbuat rusuh bareng-bareng, de el el. Seiring berjalannya waktu, salah satu tokoh malah dipenjara oleh suatu kejadian. Namun, tokoh yang dipenjara ini kasihan sekali. Temen-temennya nggak ada yang mau nengokin sekalipun.

Setelah bebas, persahabatan mereka terpecah belah. Si Jarot (nama tokoh yang dipenjara) memilih bergabung dengan kelompok naga hitam, dan seterusnya. Pokoknya sampai di akhir cerita si Fathir (nama tokoh lainnya) menjadi orang yang terakhir hidup. Mungkin karena dia orang yang terakhir hidup di kelompok, makanya film ini diberi judul Serigala Terakhir.

Menurut Wikipedia, film ini sebuah drama kriminal. Iya, film ini ternyata bukan tentang serigala. Udah gitu, nggak ada Duo Serigala yang goyang dribble lagi. Kampret. Gue benar-benar merasa tertipu.

Anjir, dari tadi gue ngetik makin lama makin nggak bener.

Sekarang waktunya fokus ke inti tulisan.

Banyak banget orang yang melihat tulisan di blog hanya dari judulnya. Emang, sih, pasti yang terlebih dahulu dilihat dari sebuah pos di blog ialah judul dan cuplikannya. Namun, yang mau gue bahas kali ini ialah orang-orang yang komentar hanya lihat judulnya tanpa membaca isi konten.

Orang-orang begini tuh ngeselin banget.

Gue pernah waktu itu dapet komentar yang cuma 3-6 kata aja. Seperti di bawah ini:

“Makasih infonya, Gan.”
“Ceritanya keren, Kak. Visit back.”
“Baru mampir langsung suka sama tulisannya.”

Komentar kayak gitu kebangetan nggak, sih?

Sebenernya, kalian punya hak mau komen apa aja di blog orang lain. Bebas pokoknya, nggak ada yang ngelarang. Tapi, kalo komentar itu dihapus, ya jangan marah. Penulis juga punya hak untuk menghapus komentar. Apalagi komentar yang spam.

Kalo komentarnya pendek asal nyambung, sih, nggak apa-apa. Lah, waktu itu, gue dapet komentar yang asal komen doang biar dikunjungin balik gitu. Misalnya udah kenal dan ngerusuh mah wajarlah, ya. Kalo yang baru pertama kali mampir gimana? Empunya blog pasti langsung males kunjungin balik. Kelakuan kayak gitu kurang-kurangin dong.

Di dalam dunia blogging, itu ada etikanya juga, loh. Nggak perlu kalian nyantumin link, apalagi itu tautan aktif. Kalo mau promosi, ya ada tempatnya. Biasanya blogger juga ngasih laman khusus untuk tukeran link.

Gue pernah nulis sebuah tulisan yang isi sama judulnya nggak saling berhubungan. Iya, judulnya emang menipu gitu. Terus dia komentarin tulisannya yang berhubungan sama judul. Ketahuan banget, kan, kalo dia cuma baca judulnya dan langsung komen asal. Gue hanya bisa tersenyum pas baca komennya.

Kadang baca-bacain komentar orang emang bikin negative thinking, ya. Gue sering banget ngomong dalam hati, Ini orang nggak baca dulu apa? Kenapa langsung komen? Dia cuma pengin blog-nya dikunjungin balik?

Emang apa salahnya coba baca sampe habis? Nggak suka baca? Terus kenapa kalian nulis? Penulis itu juga merangkap sebagai pembaca, kan? Emang pas nulis nggak baca-baca tulisannya sendiri? Atau emang nggak suka baca tulisan blogger lain? Padahal baca tulisan orang lain itu seru, loh. Banyak manfaatnya, di antaranya: jadi merasa deket sama blogger yang lain; jadi tahu ceritanya bloggerlain; jadi menemukan ide untuk sebuah tulisan.

Mulailah belajar untuk menghargai tulisan orang lain. Kalian pengin dihargai, ya hargai juga orang lain. Hukum alam itu terus berlaku.

***

Dalam menentukan sebuah judul ternyata bikin pusing. Bisa berjam-jam nyari judul yang menarik untuk sebuah tulisan. Menurut gue, mentukan judul di awal itu rasanya buang-buang waktu. Cuma menatap layar, bengong sambil mikir, “Judulnya apa yang bagus, ya?”

Jujur aja, dulu gue sering banget begitu. Lama-kelamaan, gue pun mulai nulis aja apa yang menggelisahkan dan terlintas di kepala. Begitu tulisan kelar, gue mulai membacanya ulang. Terus edit-edit, baru deh gue baca lagi melihat masih ada typo atau nggak, masih bisa dipadetin lagi atau nggak. Setelah tulisan itu merasa pantas dibaca oleh para pembaca, baru deh tentuin judul dan publish. Terkadang, judulnya malah ketemu sendiri pas lagi dibaca ulang.

Tulisan ini pun demikian. Gue memberi judul di saat akhir atau kelar menulis. Karena awalnya gue menggelisahkan sebuah komentar-komentar yang nggak nyambung beberapa kali di blog gue. Lama-kelamaan, imajinasi gue malah liar dan tulisannya belok ke mana-mana. Setelah itu, ketemu deh judulnya. Seperti yang kalian baca, judulnya adalah “Judul”.

Huwahaha. Singkat, padat, dan mungkin bikin penasaran. Eh, pada penasaran nggak? Nggak, ya? Kalo nggak penasaran, ya baguslah. Kasihan nanti para arwah penasaran kalo manusianya juga ikut penasaran gini.

Gue nulis ini nggak ada maksud apa-apa, kok. Gue hanya ingin menulis sekalian berbagi sesuatu mengenai kegelisahan gue. Siapa tau ada yang sepemikiran. Kalo ada yang kesindir, gue mau minta maaf. Maafin gue, ya. :)

Ada yang punya cerita sama hal-hal yang berkaitan dengan judul? Yuk, share di kolom komentar.

Terima kasih.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment