Es krim rasa cinta.
Yoi, beginilah ceritanya.
Seperti biasa, gue mencari inspirasi dengan gowes malem-malem. Lagi asyik gowes, gue melihat nenek-nenek berumur 50-60 duduk di pinggiran jalan. Nenek itu tubuhnya lebih kurus dari gue. Yang gue salut, ternyata nenek itu duduk lagi berjualan es krim. Ya, walaupun udah malem-malem gini.
Gue yang awalnya nggak pengin es krim, mendadak jadi pengin beli. "Nek, es krimnya satu," kata gue. Nenek itu diem aja. Mungkin pendengarannya sudah kurang baik.
"Nek?"
Nenek itu pun akhirnya menengok dan bilang, "Beli es krim, Dek?"
Gue tersenyum dan mengangguk.
Setelah es krim jadi, gue serahkan uang 20.000-an. Oiya, es krimnya seharga 3.000.
"Nggak ada uang kecil, Dek?" tanya nenek itu.
"Yah, nggak ada."
Bodoh banget gue, gowes nggak pernah bawa dompet. Selalu aja cuma bawa duit selembar. Gue merasa nggak enak sama nenek itu. Gue ngerepotin beliau. Akhirnya, nenek itu mencari-cari uang di dompet kecilnya. Uangnya gopean, seribuan, dua ribuan, dan gocengan. Bener-bener nggak ada sepuluh ribuan, gocengnya aja cuma satu.
Setelah gue hitung, duitnya kurang seribu. Gue hanya tersenyum dan pura-pura uangnya pas. Gue nggak akan tega meminta uang kembalian yang kurang itu. Gue tau banget gimana susahnya cari uang halal. Cari kerja aja nggak dapet-dapet dan masih setia menjadi pengangguran. Hahahaha.
Terima kasih, Nek. Karenamu saya bisa bercerita dan makin semangat lagi untuk menjalani hidup.
Gue nggak tau harus ngetik apa lagi, pengin nangis rasanya. Udah tua renta begitu masih mau berjualan. Yang gue bingung, ada yang lebih muda tapi udah pada ngemis. Masih muda males-malesan doang kerjanya. Masih muda hobinya berfoya-foya. Masih muda, udah jadi pencopet, begal motor, dan lain-lain. Apalagi buat para pejabat yang koruptor, kalian nggak malu sama nenek ini?
Pesan moral : meski sudah tua teruslah semangat. Jangan pernah males-malesan, apalagi kalau masih muda. Kobarkan api semangat sampai renta, kalau perlu hingga akhir hayat.
Meskipun sudah tua, beliau tetap berusaha dan bekerja. Demi bisa membantu meringankan beban pemerintah. Agar para pemerintah nggak perlu repot-repot lagi untuk mikirin nasib orang-orang seperti beliau. -kutipan dari Pidi Baiq yang sedikit dimodifikasi.
Ini sebenernya caption di salah satu koleksi foto Instagram gue, bagi kalian yang mau follow boleh banget. Lagian, jarang ada foto selfie, kok. :))
Ini fotonya:
Maaf curhat panjang. Gue tau foto itu jelek karena gue nggak bisa motret. Tapi, di balik foto itu, ada cerita yang luar biasa.
Thank you.
Thank you.
0 comments:
Post a Comment