3 Kata yang Sering Dilupakan

Punya sifat pelupa itu nggak enak. Susah melupakan kejadian buruk juga nggak enak. Dan dilupakan itu paling nggak enak.

Yang enak itu, malem-malem makan nasi goreng. Gratis lagi. Beeehhh.
Yang enak itu, siang-siang minum es teh manis di bulan puasa.  Enak dengkulmu melocot. Dosa!

Abaikan saja kalimat pembuka barusan.

Entah kenapa, gue mulai kepikiran sama hal ini.

Jadi, ada 3 kata yang sering banget dilupakan. Maksud dilupakan di sini, orang sudah males atau sudah jarang yang mengucapkan kata tersebut.
Langsung saja, check it out!

1.Maaf


Bagi sebagian orang, meminta maaf adalah sebuah perbuatan mulia. Bagi sebagian yang lain, minta maaf adalah tanda kelemahan.
Mungkin orang-orang ini menganut paham, “Barang siapa yang meminta maaf, dia adalah orang yang lemah.”

TAE.

Apa sebuah kata ‘maaf’ itu ialah ciri orang yang lemah? Apa meminta maaf itu menjijikan? Apa minta maaf itu harus bayar?
Minta makan nasi, ayam bakar, dan sambel ijo di rumah makan padang baru bayar!

Padahal, nggak ada salahnya minta maaf. Bagi sebuah pasangan, ketika mereka bertengkar hebat. Pasti salah satunya ada yang berusaha mengalah dan minta maaf. Meskipun, yang minta maaf itu tidak salah. Tetapi demi kelangsungan hubungan, minta maaf itu penting. Coba aja, kamu gengsi pas berantem dan nggak mau minta maaf. Paling nanti pasanganmu capek dan lama-lama ngajak putus. Iya, kan?

Jadi, jangan pernah malu buat minta maaf.

Gue pernah waktu itu, ketika pulang kuliah, kondisi lalu lintas begitu padat merayap. Gue nggak sengaja menabrak bapak-bapak yang naik motor di depan gue. Bapak itu langsung menengok ke belakang. Raut mukanya udah menunjukkan kekesalan.
“Maaf, Pak. Nggak sengaja,” kata gue sambil tersenyum. Meskipun tidak sengaja, gue tetap harus minta maaf. Yakali, gue dengan sengaja nabrak orang itu. Emangnya gue Haji Lu... eh, nggak jadi. Udah basi.
Bapak itu langsung membalas senyum gue dan berkata, “Iya, gapapa. Saya yang harusnya minta maaf karena ngerem mendadak.”
Terlihat lebih indah karena kata maaf.

Kecuali, ketika kamu selingkuh. Terus kamu jujur dan minta maaf sama pacar kamu.
“Sayang, maaf aku khilaf. Aku selingkuh sama janda sebelah rumah aku. Sekarang dia hamil anak aku. Maafin aku, ya?”
Lalu, pacar kamu pun nangis meraung-raung. Tetapi, karena sayang, ia pun memaafkan dan percaya sama kamu.

Besoknya kamu minta maaf lagi. “Sayang, kemarin aku diajak jalan sama sahabat kamu. Terus dia nyuruh aku mampir ke kosannya. Terus aku sama dia buka baju, terus kita...”
*PLAK*

Sebuah tamparan kencang mendarat di pipi kamu, dan pisau menikam jantungmu.

Hal ini nggak akan terlihat indah.

2. Tolong

Kata ini juga udah jarang banget digunakan. Gue nggak ngerti kenapa, tapi banyak banget orang yang suka menyuruh seenaknya tanpa kata ‘tolong’.
Padahal, itu kata simpel banget. Setinggi apa pun jabatan kamu, secakep apa pun kamu, setenar apa pun kamu, kalo kamu meminta tolong sama seseorang. Sebisa mungkin pake kata tolong. Ketika meminta tolong atau bantuan, menyuruh, dan lain lain. Nggak ada salahnya untuk mengucap kata ‘tolong’, kan?

Kalo nggak pake kata tolong, seolah-olah orang itu yang paling tinggi kedudukan dan kekuasaannya.
Contohnya; “Gus, nanti siang jemput gue.”
“Beliin es jeruk, dong!”
“Ambilin buku gue yang ketinggalan di rumah, ya.”

Gimana? Apa enak didengar atau diucapkan?

Akan lebih baik begini.

“Tolong beliin gue es teh manis, ya.”
“Bro, tolong jemput gue nanti sore di kampus.”
“Yog, tolong lepasin BH aku, dong.”
Nah, terdengar lebih enak bukan? Apalagi yang terakhir. Eh, maaf.

3. Terima kasih

Kapan terakhir kali kamu bilang terima kasih?
Untuk orang yang jarang mengucap ‘terima kasih’, pasti dia nggak inget.
Kadang gue juga kesel sama orang yang udah dibantuin, tapi nggak ada kata terima kasihnya. Bukannya nggak ikhlas, cuma terdengar aneh aja gitu.

Ngomong terima kasih itu masih gratis, kan? Namun, banyak juga orang yang males bilang.

Kamu lagi ada tugas kuliah yang sulit banget untuk kamu kerjakan sendirian. Pelajaran Statistika, misalnya. Kebetulan ada temen kamu yang pinter banget di pelajaran itu. Sebut saja Agus. Kamu pergi ke rumah Agus agar ia mengajari kamu. Kamu lagi nggak punya duit untuk membeli sebuah makanan atau camilan. Kamu datang ke rumahnya dengan tangan hampa. Setelah Agus mengajari kamu, kamu agak kesulitan untuk mengertinya. Agus masih berusaha membuat kamu paham. Akhirnya, kamu pun sudah mengerti saat mengerjakan tugas itu. Kamu langsung pulang begitu saja tanpa mengucap terima kasih.

Menurut kamu, bagaimana perasaan Agus setelah itu?

Temen macem apa ini? Udah minta tolong diajarin, ke rumah nggak bawa makanan. Gue yang sediain makanan. Pas udah bisa, nggak bilang makasih pula.Mungkin begitulah kata Agus dalam hati.

Jadi, jangan pernah lupa untuk bilang; terima kasih, makasih, atau thanks. Kata seperti ini memang sederhana, tapi terkesan luar biasa.

Masih malu untuk ngomong, ‘maaf’, ‘tolong’, dan ‘terima kasih’?


Ya udah, segini aja yang bisa gue tulis hari ini. Gue minta maaf jika ada kesalahan kata. Tolong berikan gue kritik dan saran dalam tulisan ini. Terima kasih. 
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment