Mari Menulis Fiksi #memfiksikan

Dalam membuat tulisan, ternyata masih banyak orang yang tidak memperhatikan EYD. Gue membahasnya di tulisan yang INI. Sumpah, ini tulisan gue yang paling rame. Komentar terbanyak sepanjang sejarah selama gue mulai nge-blog. Terima kasih kalian! barisan para mantan, dan semua yang pergi tanpa sempat aku miliki. Tanpa kalian, tulisan gue nggak ada artinya. Dibilang bermanfaat, dibilang keren, dibilang nyindir. Aduh, gue nggak ada maksud nyindir, kok. Niat gue hanya berbagi. Buat yang kesindir. Sabar ya, Nak. Setidaknya, setelah membaca tulisan itu, kamu akan segera bertobat. Aaamiiinn.


Udah ah basa-basinya. Itu buat pembukaan aja.
Di setiap blogwalking, gue paling sering menemukan tulisan yang menceritakan kejadian sehari-hari, atau biasa disebut curhatan. Tapi, nggak jarang juga yang rajin menulis cerita fiksi. Ngomong-ngomong soal fiksi, gue sering banget CFD naik fiksi.  ITU MAH SEPEDA FIXIE DONGO! Eh, sorry.

Nah, beberapa minggu yang lalu. Gue dan teman-teman blogger di grup JABODETABEK iseng-iseng bikin satu kalimat puisi di chat. Karena hal iseng inilah lahir sebuah #memfiksikan. Kebetulan, hari itu jatuh pada hari Jumat. Jadi, kami sepakat untuk meramaikannya. Setiap Jumat membuat karya fiksi.  Baik itu puisi, cerpen, maupun FF. Ngomong-ngomong, bagi yang belum tau FF itu apa. FF merupakan Full Face. Oke, ngaco. FF ialah Final Fantasy. Yap, benar. Tapi, bukan itu yang dimaksud. Yang gue maksud di sini ialah Flash Fiction. Ini lebih pendek dari cerpen. Contohnya bisa kalian baca tulisan gue yang INI.

Namun, keisengan #memfiksikan ini tidak sembarangan. Ini tidak main-main seperti iseng menjahili teman kamu sewaktu SD dengan melihat isi rok cewek menggunakan rautan yang ada kacanya. Ah, jadi inget masa-masa itu. Ketauan deh, si Yoga itu ternyata bangsat. Meskipun demikian, ini lumayan bermanfaat. Mungkin awalnya hanya sekadar keisengan. Tapi, hal ini melatih kalian untuk berimajinasi dalam menulis. Kami punya tema di setiap minggunya.

Kenapa harus pake tema sih, Yog?

Ya biar seru aja. Biar kompak. Kalo temanya bebas kan agak gimana gitu. Misalnya, Agus membahas tema tentang mantan, Rani malah membahas tentang masa depan, sedangkan Budi membahas tentang porno. Kan nggak enak. Jadi, biar adil kami ditentukan oleh sebuah tema.
Kebetulan kami sudah tiga minggu menjalankan program #memfiksikan. Minggu pertama, temanya tentang telepon oleh Tiwi, @prtiwiyuliana, minggu kedua temanya tentang macet @yoggaas, yak itu gue. Silahkan follow Twitter-nya. Yang udah follow, unfollow aja. Report as spam, blokir juga boleh. Itu hanya akun bot kok. Lalu, tema ketiga ialah kenangan oleh Agung @EPGadiwangsa. Ceritanya Agung lagi galau inget mantan, makanya milih tema begitu. Hahaha. Peace, Gung!

Biasanya, hari Kamis dilemparkan temanya. Sehingga, ada waktu seharian untuk berimajinasi dan menyiapkan tulisan di hari Jumat. Mau ikutan juga? Yuk! Mari ramaikan. Jangan takut menulis fiksi. Mari sama-sama belajar, gue juga belum bisa nulis fiksi kok. Makanya ini sedang belajar bareng-bareng. Kan asik belajar bersama. Siapa tau aja, dari keisengan menulis fiksi lama-lama bisa bikin novel. Hehehe.

Inilah tulisan gue di Jumat yang lalu, gue membuat sebuah puisi bertema kenangan di Tumblr.

SAAT ITU 


Kuingat saat itu. Pertama kalinya kita bertemu.
Aku hanya menatapnya. Memendam tanya.

Kuingat saat itu. Menyaksikan kepergianmu yang bisu.
Tanpa senyuman, tanpa tangisan.

Kuingat saat itu. Ketika hati ini ditikam rindu.
Gerimis di sudut gelap mataku. Mengalir indah dan membeku.

Kuingat saat itu. Pertama kalinya singgah di rumahmu.
Membawakanmu bunga, menabur cinta.

Kenangan pertama dan terakhir.
Membuatku merenung dan berpikir.
Beginikah, sakitnya tersambar petir?
Seperti racun, begitu getir.

Rindu ini terus berdetak. Denyutnya yang menyelimuti sepi.
Terlalu lelah hati ini berteriak. Bolehkah kita bersua dalam mimpi?

Kunikmati kegundahan. Kucoba mengikhlaskan.
Menorehkan tinta penuh luka. Melukis sebuah puisi. Elegi penyejuk hati.

Puisi ini ditulis untuk #memfiksikan di setiap Jumat. Temanya : Kenangan.
Puisi ini juga untuk mendedikasikan Aulia Barbara. Adik gue yang cantik jelita. Sampai jumpa nanti di surga. :))


Silahkan baca sendiri di link itu.

Kalau ada yang mau ikutan, mention aja ke Tiwi dengan tagar #memfiksikan. Tenang, dia nggak menggigit kok. Cuma galak aja. Tapi, percayalah dia itu aslinya kalem banget... kalo nahan berak. Mention gue juga boleh. Ohiya, #memfiksikan ini nggak wajib kok. Nggak ada paksaan apa-apa. Hukumnya mubah, boleh iya boleh enggak, kayak mandi pagi di hari Minggu. BEBAS! Mau ikutan ayo, kalo nggak ikut ya gapapa.


Sekian dari gue. Terima kasih.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment