Disediakan oleh techinasia.com |
Walaupun prospek sedemikian besar, negara gabungan Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam lebih banyak menarik pendanaan venture capital di 2014, namun jumlahnya seperlima jumlah pendanaan venture capital di India.
Di 2014, investasi venture capital di Asia Tenggara mencapai 0,04 persen dari PDB wilayah ini. Sementara di China sudah mencapai 0,15 persen dan di India 0,25 persen sementara di Amerika Serikat 0,3 persen.
Ekonomi internet di Asia Tenggara akan naik enam kali lipat mencapai 200 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.734 triliun (kurs Rp 13.670 per dollar AS pada 24 Mei 2016), pada 2025 mendatang.
Menurut riset Google Inc dan Temasek Holdings Pte, kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan online shopping, games dan iklan online.
Seiring dengan semakin banyaknya konsumen yang online dan melakukan pembelanjaan melalui smartphone, e-commerce di wilayah ini bisa naik hingga 88 miliar dollar AS (Rp 1.202,96 triliun) di 2025, atau 16 kali lipat, menurut laporan dua perusahaan tersebut.
Pertumbuhan tersebut akan didorong oleh naiknya pengguna internet hingga 260 juta pengguna menjadi 480 juta pengguna di 2020.
“Ada peluang senilai 200 miliar dollar AS di Asia Tenggara,” kata Rajan Anandan, managing director Google untuk Asia Tenggara dan India. “Smartphone dan layanan data murah mendorong revolusi ini,” lanjut dia.
Google dan Temasek, BUMN Singapura, berinvestasi di pendanaan venture capital dan startup melalui unit bisnis Vertex Venture Holdings Ltd. Mereka bekerja bersama menyelesaikan laporan ini dan mewawancarai 59 ahli di bidang ini.
Lihat juga: Google Hentikan Dukungan Untuk Aplikasi Chrome di Windows, Mac dan Linux
0 comments:
Post a Comment