SEO Blog ~ Tidak hanya di dunia blogging amatiran, kasus dan aktivitas plagiat konten juga banyak terjadi di kalangan jurnalis profesional kelas dunia. Tidak tanggung-tanggung perusahaan-perusahaan sekelas CNN juga mengalami peristiwa ini. Tercatat 5 orang plagiarist tekenal dunia telah mencoreng sejarah profesionalitas jurnalisme dunia. Siapa sajakah mereka? dan dimanakah mereka kini?
Beberapa tahun lalu sekitar bulan Juni 2012 dua wartawan terkenal telah menjadi subjek plagiarisme dan fabrikasi skandal terbesar dunia.
Yang pertama adalah Jonah Lehrer, reporter sience dan teknologi menulis untuk The New Yorker dan juga penulis tiga buku. Tuduhan pertama terhadap dirinya adalah plagiat namun akhirnya menjurus kepada pemalsuan tanda kutip dan juga plagiarisme tradisional. Dia mengundurkan diri dari posisinya di The New Yorker dan menjalani penyelidikan oleh penerbitnya meskipun The New Yorker menyatakan untuk tetap mempertahankan dirinya.
Yang kedua adalah Freed Zakaria, seorang koresponden CNN dan editor di majalah Time, ia dituduh menjiplak bagian dari salah satu karyanya dari karya diterbitkan sebelumnya di The New Yorker dan segera meminta maaf. Namun, ia diskors oleh kedua organisasi tersebut sambil menunggu hasil penyelidikan berakhir, namun Freed Zakaria kembali bertugas seminggu kemudian setelah penyelidikan gagal menemukan bukti baru terkait kasus plagiat tersebut.
Kasus-kasus tersebut menjadi sorotan publik, sebagaimana kasus-kasus tersebut diselesaikan dan mencuat menjadi berita utama di media-media. Namun dari masukan-masukan diterima pada saat itu meminta agar pelaku kejahatan dibidang jurnalistik ini dihukum dengan seberat-beratnya. Namun sayangnya kasus-kasus plagiarist tidak hanya terjadi seperti pada kasus Jonah Lehrer maupun Freed Zakaria saja, ada beberapa kasus plagiat besar lainnya terungkap ke publik.
Berikut 5 skandal besar plagiarisme pernah terungkap ke publik, siapa sajakah mereka dan dimana mereka kini?
Blair mengundurkan diri dari New York Times dan, untuk sementara waktu, namanya menjadi sinonim dengan kata "plagiat".
Namun selang beberapa waktu setelah kasus itu, sebuah perusahaan drama, Atlantic Theater membuat sebuah cerita drama dikenal dengan CQ/CX, drama ini bertujuan untuk menutupi skandal Jayson Blair di New York Times.
Sejak skandal itu Jayson Blair tidak berminat untuk kembali terjun ke dunia jurnalis, dan sementara waktu dalam masa-masa itu ia dipanggil oleh beberapa wartawan untuk meminta nasehat dan saran serta pendapatnya terkait kasus Yunus Lehrer.
Walau pintu jurnalisme masih terbuka lebar untuk Blair, namun dia tidak lagi memiliki hasrat untuk kembali ke dunia kerja yang pernah digelutinya, dan kelihatannya dia sudah sangat bahagia dengan karir barunya tersebut.
Namun sayangnya, belakangan tuduhan plagiat mulai muncul ke permukaan. Viswanathan dituduh telah menyalin bagian-bagian tertentu dari buku penulis lain yang beredar. Meskipun pada awalnya penerbitnya berdiri dibelakang dia, namun akhirnya mereka menarik bukunya dari peredaran dan mencabut kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dan melaporkan tentang kurang layaknya buku-buku tersebut terbit.
Namun demikian Brown mampu menunjukkan bahwa dia tetap dapat melanjutkan pekerjaannya di dunia jurnalisme walau jenjang karirnya tidak pernah pulih. Namun kontroversi yang merujuk kepada kasus Brown ini menunjukkan bahwa betapa sulitnya memperoleh pekerjaan setelah terbukti melakukan penjiplakan.
Penyelidikan lebih lanjut menemukan bukti plagiarisme di 29 karyanya yang lain, yang mewakili lebih dari sepertiga dari pekerjaannya.
Selain plagiat, penilaian ini menemukan setidaknya satu kasus paling potensial fabrikasi dan penyelidikan lebih lanjut oleh surat kabar lain menunjukkan bahwa ceritnanya lebih bannyak hasil menjiplak.
Namun, sejak saat itu Behziz menghilang. Sejak tahn 2005 tersebut tidak ada media yang menyebut tentang dirinya dan tidak dikethui apakah dia masih atau telah bekerja dalam dunia jurnalis, atau mungkin setidaknya tidak dengan nama aslinya.
Posisi politik Dowd pada saat itu sangat rumit dimana ketika ia dengan sangat agresif mengejar kisah Joe Biden membuat dirinya menjadi target, membawa kasus skandal plagiat yang melilit dirinya menjadi kasus nasional. Meskipun dia menyatakan bahwa sebagian kisah yang ditulis dalam artikelnya dia peroleh dari beberapa sumber yang dekat dengan dirinya namun tetap saja tidak dapat membantu publik untuk tenang yang menuntut Dowd agar dikenakan hukuman disiplin.
Beda halnya dengan "selebriti" mereka yang tidak terkenal tidak terpengaruh dengan waktu, mereka dapat menghilang sementara kemudian dapat tetap melanjutkan pekerjaan dan karirnya. Mereka dengan tuduhan kecil seperti Dowd dapat menhilang sementara dan kemudian dapat tetap melanjutkan pekerjaannya seperti biasa.
Ada orang bahagia terlibat dan menghadapi kasus plagiat karena mereka masih tetap dapat melanjutkan pekerjaan mereka, sementara yang lainnya dipaksa keluar meninggalkan profesinya dalam jangka waktu yang sangat lama untuk kemudian pulih kembali dan melanjutkan pekerjaan mereka atau memulai kehidupan baru.
Kesimpulannya plagiarisme merupakan suatu pelanggaran serius dan dapat membunuh karir seseorang namun itu bukanlah akhir segalanya, bahkan untuk seorang plagiarist terkenal dunia sekalipun.
Diterjemahkan dari artikel
5 Famous Plagiarists: Where Are They Now?
www.plagiarismtoday.com/
Img src: http://blog.gamatechno.com/wp-content/uploads/2015/10/Plagiat.jpg
Beberapa tahun lalu sekitar bulan Juni 2012 dua wartawan terkenal telah menjadi subjek plagiarisme dan fabrikasi skandal terbesar dunia.
Yang pertama adalah Jonah Lehrer, reporter sience dan teknologi menulis untuk The New Yorker dan juga penulis tiga buku. Tuduhan pertama terhadap dirinya adalah plagiat namun akhirnya menjurus kepada pemalsuan tanda kutip dan juga plagiarisme tradisional. Dia mengundurkan diri dari posisinya di The New Yorker dan menjalani penyelidikan oleh penerbitnya meskipun The New Yorker menyatakan untuk tetap mempertahankan dirinya.
Yang kedua adalah Freed Zakaria, seorang koresponden CNN dan editor di majalah Time, ia dituduh menjiplak bagian dari salah satu karyanya dari karya diterbitkan sebelumnya di The New Yorker dan segera meminta maaf. Namun, ia diskors oleh kedua organisasi tersebut sambil menunggu hasil penyelidikan berakhir, namun Freed Zakaria kembali bertugas seminggu kemudian setelah penyelidikan gagal menemukan bukti baru terkait kasus plagiat tersebut.
Kasus-kasus tersebut menjadi sorotan publik, sebagaimana kasus-kasus tersebut diselesaikan dan mencuat menjadi berita utama di media-media. Namun dari masukan-masukan diterima pada saat itu meminta agar pelaku kejahatan dibidang jurnalistik ini dihukum dengan seberat-beratnya. Namun sayangnya kasus-kasus plagiarist tidak hanya terjadi seperti pada kasus Jonah Lehrer maupun Freed Zakaria saja, ada beberapa kasus plagiat besar lainnya terungkap ke publik.
Berikut 5 skandal besar plagiarisme pernah terungkap ke publik, siapa sajakah mereka dan dimana mereka kini?
1. Jayson Blair
Pada tahun 2003 Jayson Blair adalah bintang di dunia jurnalisme dan reporter ternama di New York Times. Namun, pada tahun yang sama seorang editor di San Antonio Express-News melihat kesamaan antara kolom Blair dengan karya sebelumnya, ditulis oleh salah satu wartawan mereka Macarena Hernandez. The Times kemudian mengadakan sebuah investigasi untuk Blair dan menemukan bahwa setidaknya terdapat 73 contoh plagiarisme dalam 36 buah artikelnya, fabrikasi atau perilaku tidak etis lainnya.Blair mengundurkan diri dari New York Times dan, untuk sementara waktu, namanya menjadi sinonim dengan kata "plagiat".
Dimana Jayson Blair kini?
Pada tahun 2007 Jayson Blair mengambil pekerjaan sebagai motivator dan penasehat, dilaporkan Blair mendapatkan $ 130 per jam dengan memberikan nasihat kepada kliennya.Namun selang beberapa waktu setelah kasus itu, sebuah perusahaan drama, Atlantic Theater membuat sebuah cerita drama dikenal dengan CQ/CX, drama ini bertujuan untuk menutupi skandal Jayson Blair di New York Times.
Sejak skandal itu Jayson Blair tidak berminat untuk kembali terjun ke dunia jurnalis, dan sementara waktu dalam masa-masa itu ia dipanggil oleh beberapa wartawan untuk meminta nasehat dan saran serta pendapatnya terkait kasus Yunus Lehrer.
Walau pintu jurnalisme masih terbuka lebar untuk Blair, namun dia tidak lagi memiliki hasrat untuk kembali ke dunia kerja yang pernah digelutinya, dan kelihatannya dia sudah sangat bahagia dengan karir barunya tersebut.
2. Kaavya Viswanathan
Pada tahun 2006. Kaavya Viswanathan seorang mahasiswi di Harvard University, dia termasuk salah seorang mahasiswa paling top di dunia kala itu. Ketika isu ini mencuat dia baru saja menandatangani kesepakatan untuk sebuah buku dikabarkan bernilai $1 juta dan ini merupakan pekerjaan pertamanya di bidang kepenulisan. Buku-bukunya “How Opal Mehta Got Kissed, Got Wild, and Got a Life” naik ke dalam daftar 32 buku terlaris New York Times. Bahkan dikabarkan ada pembicaraan tentang penawaran film dan penerbitan untuk bukunya kedua. Dan tampaknya pada saat itu ia ditakdirkan menjadi seorang penulis terkenal sebagaimana ia cita-citakan.Namun sayangnya, belakangan tuduhan plagiat mulai muncul ke permukaan. Viswanathan dituduh telah menyalin bagian-bagian tertentu dari buku penulis lain yang beredar. Meskipun pada awalnya penerbitnya berdiri dibelakang dia, namun akhirnya mereka menarik bukunya dari peredaran dan mencabut kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dan melaporkan tentang kurang layaknya buku-buku tersebut terbit.
Dimana Viswanathan kini?
Viswanathan, meskipun pada awalnya menerima panggilan untuk menjalani tindakan pendisiplinan atau dikeluarkan dari Harvard, namun pada akhirnya ia lulus pada tahun 2008 dan diterima di sebuah badan hukum Georgetown Law. Kemudian pada tahun 2010 ia mulai magang di kantor New York dan Sulivan & Cromwell, salah satu firma hukum bergengsi di Amerika.3. Lloyd Brown
Lloyd Brown bekerja sebagai Editorial Page pada Florida Times-Union. Tuduhan mulai muncul ke permukaan pada tahun 2004 mengacu kepada kenyataan bahwa brown telah menggunakan beberapa materi dalam editorialnya disinyalir hasil plagiat. Investigasi pun dilakukan dan menghasilkan sebuah laporan yang membenarkan tuduhan tersebut. Brown pun mengundurkan diri dari jabatannya. Belakangan di tahun 2010 Brown kembali menulis untuk beberapa publikasi kecil yang berorientasi politik.Namun demikian Brown mampu menunjukkan bahwa dia tetap dapat melanjutkan pekerjaannya di dunia jurnalisme walau jenjang karirnya tidak pernah pulih. Namun kontroversi yang merujuk kepada kasus Brown ini menunjukkan bahwa betapa sulitnya memperoleh pekerjaan setelah terbukti melakukan penjiplakan.
4. Nada Behziz
Nada Behziz adalah seorang reporter khusus isu-isu kesehatan untuk The Bakersfield Californian. Namun pada bulan Oktober 2005 dia dipecat setelah editornya menemukan kenyataan bahwa sebuah artikel yang dia tulis tentang Remaja Merokok menjiplak sebuah kutipan cerita tahun 1995 dari San Francisco Examiner.Penyelidikan lebih lanjut menemukan bukti plagiarisme di 29 karyanya yang lain, yang mewakili lebih dari sepertiga dari pekerjaannya.
Selain plagiat, penilaian ini menemukan setidaknya satu kasus paling potensial fabrikasi dan penyelidikan lebih lanjut oleh surat kabar lain menunjukkan bahwa ceritnanya lebih bannyak hasil menjiplak.
Dimana Nada Behziz kini?
Segera setelah dia dipecat, Behziz jauh dari menyesal. Ketika ditanya tentang penyelidikan tambahan ke dalam pekerjaannya, Behziz merespons dengan menyebutnya sebagai "perburuan" dan mengatakan bahwa organisasi memandang dirinya secara "zalim"Namun, sejak saat itu Behziz menghilang. Sejak tahn 2005 tersebut tidak ada media yang menyebut tentang dirinya dan tidak dikethui apakah dia masih atau telah bekerja dalam dunia jurnalis, atau mungkin setidaknya tidak dengan nama aslinya.
Pelajaran:
Skandal Behziz terjadi pada tahun 2005, setelah munculnya internet dan meskipun berita tersebut sangat gempar pada saat itu, namun Behziz telah berhasil menghilangkan jejaknya. Dengan demikian, hal itu menunjukkan bahwa, seiring berjalannya waktu, bekas luka plagiarisme semakin memudar dan dilupakan orang.5. Maureen Dowd
Maureen Dowd, kolumnis di New York Times, pada tahun 2009 ia dituduh menjiplak sebuah artikel dari situs Talking Points Memo. Meskipun jumlah artikel yang diduga hasil plagiat sebenarnya sangat kecil, namun 20 tahun sebelumnya Dowd telah menodai kisah calon Presiden Joe Biden disinyalir hasil plagiat, yang isuenya berakhir sebelum pemilihan pendahuluan.Posisi politik Dowd pada saat itu sangat rumit dimana ketika ia dengan sangat agresif mengejar kisah Joe Biden membuat dirinya menjadi target, membawa kasus skandal plagiat yang melilit dirinya menjadi kasus nasional. Meskipun dia menyatakan bahwa sebagian kisah yang ditulis dalam artikelnya dia peroleh dari beberapa sumber yang dekat dengan dirinya namun tetap saja tidak dapat membantu publik untuk tenang yang menuntut Dowd agar dikenakan hukuman disiplin.
Dimana Dowd sekarang?
Meskipun menuai kontroversi, karir Dowd tidak pernah ditanggapi dengan serius. Hingga kini Dowd masih terus menulis untuk The New York Times dan, meskipun pada kolom tertentu ditambahkan dengan tanda koreksi dan dia hanya mendapatkan teguran editornya, tidak ada tindakan lain yang diambil terhadap Dowd.Pelajaran:
Insiden palrisme yang relatif kecil dan tidak begitu mendapat perhatian publik biasanya tidak akan membunuh karir seseorang terutama untuk wartawan. Tampaknya hal ini juga menimpa Fareed Zakaria.Kesimpulan
Pada akhirnya, apa yang terjadi dengan merka yang terlibat dalam skandal besar dan paling terkenal plagiarisme itu tergantung kepada beberapa faktor seperti seberapa parahnya plagiat tersebut, status sosial dan beagaimana publik menanggapinya.Beda halnya dengan "selebriti" mereka yang tidak terkenal tidak terpengaruh dengan waktu, mereka dapat menghilang sementara kemudian dapat tetap melanjutkan pekerjaan dan karirnya. Mereka dengan tuduhan kecil seperti Dowd dapat menhilang sementara dan kemudian dapat tetap melanjutkan pekerjaannya seperti biasa.
Ada orang bahagia terlibat dan menghadapi kasus plagiat karena mereka masih tetap dapat melanjutkan pekerjaan mereka, sementara yang lainnya dipaksa keluar meninggalkan profesinya dalam jangka waktu yang sangat lama untuk kemudian pulih kembali dan melanjutkan pekerjaan mereka atau memulai kehidupan baru.
Kesimpulannya plagiarisme merupakan suatu pelanggaran serius dan dapat membunuh karir seseorang namun itu bukanlah akhir segalanya, bahkan untuk seorang plagiarist terkenal dunia sekalipun.
Diterjemahkan dari artikel
5 Famous Plagiarists: Where Are They Now?
www.plagiarismtoday.com/
Img src: http://blog.gamatechno.com/wp-content/uploads/2015/10/Plagiat.jpg
Jangan lupa lihat juga
0 comments:
Post a Comment