Image: pixabay.com |
Setiap umat manusia berhak untuk merasakan kebahagiaan. Berbagai cara mereka lakukan agar bisa hidup dengan bahagia. Salah satunya dengan cara mereka membebaskan diri mereka berekspresi, ataupun pergi kesuatu tempat yang tidak ada sebuah peraturan di dalamnya. Supaya tidak ada orang yang melarang apa yang mereka lakukan. Lantas, seperti apa kebahagiaan yang orang inginkan? Dan apa sih bebas itu? Apa tidak ada peraturan atau larangan? Atau bisa berbuat sesuka hati? Atau seperti apa? Saya tertarik untuk mengulik lebih dalam tentang kebebasan demi sebuah kebahagiaan.
Anda pasti ingin merasa bebas dari hal-hal yang mengekang hidup anda. Seperti beban pekerjaan, rumah tangga, atau kegiatan sosialisasi lainnya. Lalu apakah anda tahu, kebebasan yang anda inginkan? Saya yakin semua orang pasti beranggapan bahwa bebas itu tidak ada peraturan dan kita bisa berbuat sesuka hati kita, dan itu akan membawa kita menuju kebahagiaan. Tapi saya tegaskan bahwa statement itu adalah salah!
Kebebasan tidak bisa menjamin hidup kita bahagia, dan kebahagiaan tidak harus hidup dalam kebebasan. Kita sebagai manusia, mempunyai titik kebahagiaan masing-masing. Bahkan bukan hanya manusia, tapi makhluk hidup lainnya pun memiliki titik kebahagiaannya masing-masing. Kapan pun, dimana pun, dan pada saat apapun, kita pasti pernah merasakan bahagia tanpa harus mendapatkan kebebasan.
Kita hidup di dunia yang memiliki peraturan. Bahkan peraturan itu sudah di buat sebelum Nabi Adam dan Siti Hawa di turunkan ke bumi. Jika begitu, apakah kebebasan itu ada? Kebebasan memang ada, tapi di bawah peraturan. Artinya, kita boleh mendapatkan kebebasan dengan syarat tertentu. Dengan kata lain, kebebasan itu ada batasnya. Jika tidak begitu, mungkin "hukum rimba" masih berlaku di jaman sekarang.
Saat saya remaja, saya sering berfikir. Jika saya bisa hidup seperti apa yang saya mau (bebas), mungkin saya akan merasa bahagia. Karena tidak ada yang melarang langkah saya dan sikap saya. Tapi ketika saya beranjak dewasa, saya baru sadar. Jika tidak ada peraturan, mungkin dunia ini tidak akan bisa di kendalikan. Dan saya akan melihat semua manusia mendadak berubah menjadi sekumpulan binatang yang saling serang menyerang dan bertindak semaunya tanpa ada aturan main. Bukan kah itu hal yang mengerikan? Tapi meski adanya peraturan pun, bukan berarti sikap manusia dapat di kontrol. Toh sekarang sudah banyak hal-hal yang mengerikan yang terjadi di sekeliling kita. Dan mereka melakukannya seperti tidak ada sebuah peraturan. Lebih mengerikan, bukan?
Kembali kepada kebebasan dan kebahagiaan.
Apakah anda ingat waktu anda tertawa pada saat jam kerja? Anda bersuka cita pada jam pelajaran di sekolah anda? Dan mendapat hal yang menarik untuk di ceritakan pada saat mengemban tugas? Itu salah satu contoh bahwa anda masih bisa bahagia meski di bawah peraturan dan tanpa kebebasan.
Saat anda berada di kantor anda dan mengerjakan tugas anda, mungkin ada aja ulah rekan anda yang membuat anda tertawa. Bukankah di kantor ada sebuah peraturan? Itu bukti bahwa anda masih bisa bahagia meski ada sebuah peraturan. Begitupun saat di dalam kelas dan saat mengemban tugas. Ingat! Kebahagiaan ada titiknya masing-masing. Jadi, tidak perlu bebas untuk bisa bahagia kan?
Image : pixabay.com |
Sekarang, mari kita bicara sebuah kebebasan yang masih sering di salah artikan. Saya sering mendengar atau melihat bahwa orang yang hidupnya penuh kekangan ingin merasakan bebas (tidak ada aturan). Supaya hidupnya tidak tertekan lagi. Apa harus begitu? Boleh begitu, asal orang itu benar-benar bisa menemukan kebebasan yang nyata. Maksudnya, kebebasan tanpa aturan. Bukankah dia ingin hidupnya bebas tanpa aturan supaya bisa berbuat sesuka hati? Ya dia harus menemukan kebebasan yang tidak ada batasan. Apakah bisa?
Lantas, jika sebuah kebebasan berada di bawah aturan. Apakah bisa di sebut kebebasan? Untuk pertanyaan ini, silahkan anda menilai sendiri. Sedangkan saya akan mencoba mereferensikannya.
Tuhan membolehkan manusia untuk mengelola bumi demi kebutuhan hidup masnusia itu sendiri. Tapi dengan syarat agar tetap menjaga kelestarian bumi. Itu berarti kita bebas mengelola bumi Tuhan ini untuk kepentingan hidup kita, asalkan jangan merusaknya. Dengan kata lain, bebas yang di maksud itu adalah sebuah kebijakkan.
Tidak berbeda dengan kebebasan di kantor anda. Anda di perbolehkan oleh bos anda untuk mengerjakan pekerjaan anda sesuai kemampuan anda. Jadi maksud kebebasan ini adalah, agar kita semua bisa berlaku atau bersikap sesuai yang kita bisa, kita mau, dan kita kuasai. Namun, harus tetap di awasi dan di batasi. Supaya kita tidak melampaui batas diri kita, yang nantinya hanya akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Dan itulah kebebasan di bawah aturan.
Coba anda bayangkan di rumah anda tidak ada peraturan! Apakah bisa keluarga anda bisa bahagia? Saya yakin keluarga anda akan berantakan. Karena tidak ada yang mengontrol tindak tanduk keluarga anda. Tapi dengan adanya peraturan, keluarga anda bisa di kendalikan dengan baik. Dan tentunya peraturannya harus bijak. Karena peraturan yang bijak, akan selalu di hargai oleh orang yang di atur.
Kesimpulannya adalah, bahwa kebebasan itu bukan suatu solusi untuk hidup bahagia. Malah kebebasan itu bisa membuat keadaan kita semakin buruk dari sebelumnya. Dan peraturan bukanlah sebuah keburukkan, jika peraturan itu untuk mengontrol sikap kita. Karena banyak orang yang bahagia karena mengikuti dan menaati peraturan. Contohnya, jika kita tidak melanggar peraturan lalu lintas saat di jalan raya. Maka kita tidak perlu khawatir ketemu polisi di tengah perjalanan kita. Iya kan? Jadi intinya lagunya Citra (Bahagia Itu Sederhana).
Dan mulai sekarang, marilah kita berbahagia dengan cara kita masing-masing. Tapi dengan catatan tetap di bawah aturan. Karena sesungguhnya "kita semua pasti pernah merasakan sebuah kebahagiaan. Entah itu saat ketemu mantan yang lama nggak ada kabar, menang lotre, naik pangkat, dan banyak lagi". Saya yakin, anda pasti tahu cara apa yang bisa buat anda bahagia? Karena hanya anda yang bisa membuat diri anda bahagia. Karena orang lain hanya sekadar menghibur saja. Semoga menginspirasi
0 comments:
Post a Comment