Image : pixabay.com |
Ada pepatah mengatakan "berat sama di pikul, ringan sama di jinjing". Sebuah ungkapan yang menggambarkan sebuah kerja sama antar umat manusia dalam bersosialisasi.
Memang benar! Kita sebagai warga negara yang menganut sistem demokrasi haruslah saling bergotong royong atau saling tolong menolong. Begitu juga dengan sesama rekan kerja, haruslah kompak dalam segala hal menyangkut pekerjaan.
Namun, sebagai umat manusia yang normal, pastilah ada konflik di dalam suatu kelompok. Entah itu di dalam rumah tangga, pacaran, lingkungan sosial, bahkan dengan rekan kerjapun pasti pernah terjadi konflik. Hal itu di sebabkan karena manusia memiliki pola pikir yang berbeda. Mungkin ada yang sama, tapi tidak sepenuhnya sama.
Pada postingan saya kali ini saya ingin membahas mengenai Mengatasi Konflik Antar Rekan Kerja. Yang mana hal ini memang sering terjadi. Dan semoga postingan ini bisa menjadi referensi bagi kita semua. Saya sendiri juga sering mengalami konflik dengan rekan kerja. Oleh sebabnya saya tertarik untuk membahas hal ini.
Konflik - adalah suatu permasalahan yang terjadi antara dua orang atau lebih. Bisa di sebabkan perbedaan pendapat atau hal lainnya yang memicu terjadinya permasalahan tersebut. Hal ini juga di dasari keegoisan dari kedua belah pihak itu sendiri. Yang mana satu sama lain menganggap dirinya benar, dan tidak mau mendengar pendapat yang lainnya. Dan ini memang sering terjadi di dalam suatu kelompok kerja. Entah itu antar karyawan, staf, bahkan atasan dan bawahan pun kerap terjadi konflik di dalamnya.
Untuk mengatasi hal ini perlu di tanamkan sifat solidaritas antar rekan kerja. Supaya satu dan yang lainnya bisa saling menghargai perbedaan pendapat. Memang hal ini bukanlah hal yang mudah, dan perlu kesadaran dari kedua belah pihak itu sendiri. Tapi inilah cara satu-satunya agar konflik itu bisa di netralisir.
Pada umumnya, manusia adalah makhluk yang mempunyai titik jenuh yang tinggi, dimana manusia pasti akan mulai merasa malas, bosan, atau muak dengan hal yang itu-itu saja. Dan tidak dapat di hindari, inilah yang mengakibatkan konflik itu terjadi.
Ketika rekan kita mulai jenuh dengan pekerjaannya, maka dia akan terlihat lebih membosankan dari pada pekerjaannya. Dan kadang dia sering membuat kita kesal karena tingkahnya yang mulai tidak ada rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Mungkin bukan itu saja faktornya. Bisa saja itu terjadi karena masalah pribadi yang menimpa rekan kita tersebut. Sehingga ia akan terlihat lebih sensitif dan gampang tersinggung.
Kita sama-sama tahu dan setuju. Bahwa masalah pribadi jangan di bawa-bawa kedalam pekerjaan. Tapi apa iya bisa? Sedangkan manusia itu hanya bisa fokus pada satu permasalahan saja. Saya yakin tidak semua orang bisa tidak mengikut sertakan masalah pribadi kedalam pekerjaannya. Kecuali masalah itu tidak terlalu berat dan menekan pikirannya.
Dalam hal ini ada baiknya bila kita lebih bisa mengerti partner kita. Tujuannya agar menghindari konflik itu terjadi. Namun kita juga bisa memberikannya nasihat secara halus tanpa menyinggung perasaannya. Caranya dengan menunjukkan cara kerja yang sesuai dengan yang di harapkan perusahaan. Ini lebih berpacu pada visi dan misi perusahaan yang kita tempati. Intinya kita menegur rekan kita dengan kinerjanya sendiri. Dengan begitu rekan kita pun akan mulai mengerti bahwa cara kerjanya jauh dari ekspektasi perusahaan.
Di luar itu semua, sebaiknya kita melakukan pendekatan yang lebih dekat dengan rekan kerja kita itu. Supaya dapat menciptakan solidaritas yang kuat, dan tentunya dapat memperbaiki hubungan kerja yang lebih baik dan lebih kompak lagi. Ada baiknya juga kita lebih terbuka dengan rekan kita tersebut, sering-sering bertukar pendapatpun bisa membuat rekan kita ini lebih menghargai kita. Dan pastinya hubungan kerjapun tidak ada rasa canggung lagi.
Poin pentingnya adalah bagaimana tanggapan kita terhadap cara kerja rekan kita itu. Jika kita menilainya dengan hal negatif, maka selamanya pun tetap negatif. Begitupun sebaliknya. Tapi bila kita menanggapinya dengan meneliti lebih dalam, maka kita pun akan tahu kenapa rekan kita ini seperti itu? Dan kita pun tidak boleh egois atau membenarkan diri sendiri. Karena semua orang punya pembenaran masing-masing.
Namun, hal di atas tidak bisa menjamin bahwa tidak akan ada lagi konflik antar rekan kerja. Karena selama perbedaan pendapat itu ada, maka konflik pun tetap akan ada. Paling tidak poin di atas bisa sedikit meminimalisir terjadinya konflik dan menghindari terjadinya perdebatan yang serius. Jadi, sebaik-baiknya cara agar terhindar dari konflik yang serius dengan rekan kerja kita adalah, dengan membangun silaturahmi yang kuat dan saling terbuka satu sama lain tentang masalah pekerjaan. Insya Allah semuanya akan bisa di atasi dengan cara yang baik.
0 comments:
Post a Comment