Perasaan gue beberapa hari yang lalu masih 2015, kok sekarang tiba-tiba udah 2016, ya?
Ah, pembukaan macam apa ini? Klise banget.
sok desain dan edit gambar sendiri, sumber foto asli klik aja. |
Namun, ini memang benar adanya. Banyak orang yang suka merasa waktu berjalan cepat sekali. Dan anehnya, ada pula yang justru merasa kalau waktu itu sangat lambat.
Hm... waktu. Relatif, sih, memang. Itu tergantung bagaimana orang tersebut menjalani aktivitasnya.
Nah, gue sendiri termasuk orang yang merasa kalau waktu ini sangat cepat sekali. Ya, sepertinya mungkin itu karena banyak resolusi yang belum tercapai.
Jadi, seolah-olah waktu gue selama 2015 kemarin terbuang habis begitu saja. Padahal kenyataannya tidak demikian. Gue sudah berusaha. Sayangnya, gue belum berusaha dan berdoa secara maksimal.
Sumpah, ini sedih.
Tapi biar bagaimanapun itu, 2015 sudah terlewat. Mari sambut tahun yang baru. Well, semoga tahun 2016 gue benar-benar bisa me-manage waktu dengan baik. Aamiin.
Sehingga tidak ada lagi detik-detik yang terbuang percuma. Tidak ada lagi menit-menit penundaan. Tidak ada lagi jam-jam kekosongan. Tidak ada lagi hari-hari kemalasan. Tidak ada lagi minggu-minggu keterpurukan. Dan... tidak ada lagi bulan-bulan kenistaan. Dan juga... tahun-tahun kemaksiatan.
Oke, yang terakhir kayaknya ngaco. Dasar mesum Yoga!
***
Malam Minggu kemarin, atau lebih tepatnya tanggal 2 Januari, gue seperti biasa hanya menghabiskan waktu dengan kesendirian.
Iya, gue jomlo.
Kenapa, sih? Nggak boleh, ya? Ya udah. Kalo gitu lu mau jadi pacar gue? (buat yang wanita cakep ya). Muahaha.
Skip.
Namun, gue di malam Minggu kali ini kebetulan ada kondangan. Agak nggak nyangka, kalau Santi—temen sekelas gue sewaktu SMK—sudah menikah.
Sementara gue? Masih begini-begini aja. Kuliah belum kelar, kerjaan belum jelas, dan pasangan belum....
Ups, kayaknya nggak perlu diperjelas lagi. Tuhan memang belum mempertemukanku dengan jodoh. Ehehe.
Intinya malam Minggu ini gue nggak ngenes hanya berdiam diri di kamar. Gue bisa keluar rumah untuk kondangan. Meskipun tanpa partner. Duh, mau nyeritain ini kok ngenes, ya? Bahaha.
Kampret.
Btw, cerita kondangan mungkin akan gue bahas di tulisan selanjutnya. Takut pembahasannya mulai melebar. Jadi, mari kita skip bagian kondangan (dibaca: jahanam) ini.
Sepulang kondangan, gue sibuk bahas project WIDY di grup Line, tentunya bersama Wulan, Icha, dan Darma.
Sumpah, nggak terasa Januari sudah tiba. Ya, mau tidak mau kami berempat pun kudu bela-belain meluangkan waktu dan kesibukan kami masing-masing untuk kumpul di grup. Bagi yang sudah menunggu ini dengan tidak sabar, mohon lebih bersabar ya. Ini cerpen bersambungnya lagi gue edit, kok.
Sebenarnya bagian pertama yang nantinya akan dibahas Wulan sudah kelar proses editing. Namun, di grup Darma bilang, “Kok ini tulisannya Yoga banget, ya?”
“Porsi kita sedikit banget nih.”
Icha dan Wulan pun merasa begitu. Gue sendiri tidak sadar akan hal itu.
Maka, tulisan itu pun direvisi kembali. Gue juga nggak pengin menonjol di antara kita berempat. Ini project berempat, jadi alur cerita dan gaya penceritaannya kudu bareng-bareng. Nggak boleh egois. Ehehe.
Kelar bahas project WIDY, setelah itu gue mengecek blog dan melihat postingan ASDF(vck)G yang ternyata udah rame komentar.
Gue pun mencoba bales-balesin komentar mereka satu per satu. Dalam hati teriak, “Gileee. Rame banget. Gimana caranya blogwalking balik nih kalo serame ini?”
Proses membalas komentar pun tertunda sementara untuk proses blogwalking. Gue mulai mengunjungi balik para pembaca yang bersedia mampir ke blog gue. Mencoba menghargai dan menjalin tali silaturahmi kepada mereka.
Asoy!
Tak terasa hari sudah berganti. Tanggal 2 pun berubah menjadi 3. Hari Sabtu berganti menjadi Minggu.
BUSEH... MASIH BANYAK BLOG YANG BELUM GUE KUNJUNGIN INI WEY?! TERUS GIMANA?
Niat gue untuk bangun pagi di hari Minggu agak sulit sepertinya.
Gapapalah, mumpung lagi dapet bonus kuota tengah malem nih. Kunjungin aja semuanya sekalian. Batin gue.
Setelah urusan blogwalking kelar, gue langsung ngecek jam dan teriak dalam hati, “SEMPAAAAAK UDAH JAM DUA PAGI. KENAPA CEPET AMAT?!”
Lalu, gue baca-baca plus balesin komentar pembaca. Sekitar 20-an komen gue bales, gue mulai nguap-nguap.
Kapan kelarnya ya, Tuhan?
Gue mencoba bersabar. Terus scroll dan tetep baca komentar mereka dengan senyum-senyum. Saat tulisan di blog banyak yang merespons positif itu rasanya bahagia banget, ya. Tulisan gue berarti diapresiasi. Gue jadi semangat kembali untuk balesin komentar mereka.
Sampai ke komentar 30-an, mata gue mulai merasa letih. Kantong mata kayaknya juga udah bengkak parah.
YA ALLAH BERIKAN HAMBA KEKUATAN UNTUK BALESIN SEMUA KOMENTAR DI BLOG HAMBA YA ALLAH.
Ternyata, sesuatu yang kebanyakan itu juga nggak selamanya baik, ya.
“Alhamdulillah, lega juga,” kata gue seperti orang habis lahiran. Meskipun belum pernah dan nggak akan pernah (terus tau dari mana?)
Ya, biasanya orang kalo habis lahiran juga mengucap seperti itu. Apalagi kalo pas mau ngelahirin itu sambil balesin komentar blog. Makin greget, kan? Cobain deh para ibu-ibu hamil.
“Meskipun lumayan lemes,” lanjut gue ngomong sendiri.
Kok pas gue baca ulang kata “lumayan lemes” itu malah kayak habis onani, ya?
Astagfirullah.
Skip-skip.
Gue kembali melihat jam dinding di kamar. Yang ternyata jarum pendeknya sudah menunjukkan angka 3, dan jarum panjangnya pun menunjuk ke angka 2.
SUBHANALLAH.
ALLAHU AKBAR
NGAPA CEPET BANGET INI DAH?
Bentar-bentar, “Alhamdulillah”-nya ke mana?
Bodo ah. Ini gue bukan sedang bertasbih.
Intinya gue merasa kaget banget akan waktu yang berjalan secepat itu. Iya, sekarang udah jam 3 dini hari. Perasaan tadi gue awal buka laptop sekitar jam 10-an deh.
Waktu gue terbuang habis begitu saja. Uh. Sedih.
Oke, fixed. Rencana bangun pagi di hari Minggu ini hanya wacana. Ya udah deh, gapapa kesiangan. Oleh karena itu, karena tanggung sudah menunda-nunda tidur, ya mending sekalian aja gue berniat nulis tentang menghabiskan waktu begadang di malam Minggu ini.
Iya, gak?
Jadi, secara nggak sengaja gue sudah menghabiskan waktu beberapa jam yang lalu dengan membalas komentar di blog dan blogwalking ke blog temen-temen. Di saat itulah gue mulai berpikir tentang hal-hal yang mengenai wasted time.
Zaman SMP gue rela begadang maen PS malem-malem demi namatin beberapa games seru; Bully, The Warrior, dan Winning Eleven (emang Winning Eleven atau bola ada tamatnya, ya?)
Zaman kelas 10-11 SMK gue juga rela membuang-buang waktu gue, di mana setiap malam Minggu bersedia pergi ke warnet malem-malem untuk paket malam bermain online games dan pulangnya di pagi hari.
Zaman kuliah gue juga rela menunda waktu tidur gue untuk ngerjain tugas makalah dan Power Point (untuk presentasi) yang sangat banyak, dan diberikan deadline yang kacau.
Dan sekarang saat menjadi blogger (yang bercita-cita jadi penulis), gue rela menghabiskan banyak waktu untuk membaca novel, membaca tulisan para blogger lain, merespons komentar pembaca, mengumpulkan ide-ide tulisan, serta proses menuliskannya. Belum lagi ditambah melawan mood, proses editing, dan berbagai kegiatan tentang kepenulisan lainnya.
Sekitar lima belas menit gue memikirkan ide-ide tersebut. Lalu, dengan modal nekat gue menuliskan cerita ini. Nggak sampe 20 menit tulisan ini malah selesai (baru draft satu). Sumpah, kalo lagi malem-malam gini asyik banget, ya, buat nulis. Hening. Nggak ada gangguan. Fokus deh pokoknya.
Mantap.
Duh, tapi waktu beristirahat (tidur) gue telah terbuang begitu saja. Hm, ya udahlah... at least, bisa tercipta tulisan seperti ini. Gue bisa update blog lagi. Yuhu, akhirnya tulisan pertama blog di tahun 2016.
Lalu, untuk menutup tulisan ini, gue mau berbagi sebuah kutipan:
The time you enjoy wasting is not wasted time. –John Lennon
PS: Tulisan ini memang ditulis tanggal 3 Januari sekitar jam 3-an. gue kepikiran dan mengumpulkan beberapa ide mengenai membuang-buang waktu. Maaf baru di-posting sekarang. Karena membuat draft 1 menjadi tulisan seperti sekarang butuh proses. Mengendapkannya selama 1-3 hari, dan edit tulisan itu sendiri sekitar 1-2 jam. Ehehe. Maaf kalo sekiranya kepanjangan. Emang lagi on fireuntuk nulis nih.
Jangan bosen baca tulisan panjang gue, ya, teman-teman!
Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment