“Bisnis apaan?” tanya gue, ketika si Agus tiba-tiba mengajak gue untuk berbisnis.
“Tapi lu beneran mau?”
“Mau-mau aja, sih... tapi,” kata gue berjeda.
“Nggak punya modalnya, ya?” potong Agus.
“Iya, tapi bukan itu aja. Ada lagi.”
“Apaan?” Agus menunggu respons gue.
“Gue nggak yakin kalo berbisnis sama lu,” kata gue, terlalu jujur.
Agus pun ngomel-ngomel tidak terima gue bilang seperti itu. Namun, gue memang sudah mengenal Agus sejak lama. Dia adalah teman SMK gue. Agus ini orang yang banyak wacana. Sudah capek gue mendengarkan omong kosongnya.
Pernah suatu waktu, dia mengajak gue dan teman-teman yang lain untuk reunian sekalian jalan-jalan. Awalnya saja dia rajin menginformasikan beberapa paket jalan-jalan ke pulau. Ketika anak-anak mulai serius menanggapinya, tidak ada kabar lebih lanjut darinya.
Kan, bangkhe.
“Gue kali ini serius, Yog,” ujar Agus.
“Ya udah, emang mau bisnis apaan?” tanya gue lagi, memastikan kalau kali ini ia serius.
Sebelum Agus memberi tahu bisnis yang ia rencanakan, ia bercerita kepada gue kalau sudah mendapatkan modal dari investor. Dia bersama seorang temannya (yang juga gue kenal) katanya sedang mencari orang yang mau diajak berbisnis. Nah, maka dari itu Agus mengajak gue karena kebetulan gue sedang menganggur.
“Kita bisnis steam aja,” ujar Agus dengan sangat percaya diri.
“Cuci motor dan mobil? Beneran nih?” tanya gue.
Agus terdiam beberapa saat, lalu bilang, “Tapi lu ada info tempat strategis gitu, nggak?” tanya Agus.
“Nggak ada,” jawab gue. “Gue kira lu udah dapet tempatnya.”
“Udah dapet, sih, gue,” kata Agus dengan raut muka sangat serius.
“Serius lu? Di mana?” tanya gue penasaran. “Eh, tapi gue kalo cuci motor kurang bersih. Gue bagian yang lain aja, ya,” lanjut gue.
“Ya udah gampang mah itu. Lu nanti bagian jaga dan ngelayanin di warungnya aja. Nanti selain steam, kita bikin warung kecil-kecilan. Supaya yang nunggu nggak bete dan bisa ngopi tuh.”
Gue mendengarkan kembali konsep Agus dalam membangun bisnis steam ini.
“Ya udah, terus di mana tempatnya, Gus? Beneran udah dapet?”
“Iya udah dapet. Nanti kita buka bisnis steam di tol. Ehehe.”
“Bhanggsaaaattt!”
Tawa kami berdua pun meledak. Gue ngakak antara kesel dan lucu. Kampret emang. Gue dikerjain doang sama si Agus. Gue udah antusias banget dengerin ceritanya padahal. Anjirlah!
“Mantep banget kan tuh, nanti cucinya bukan motor dan mobil lagi. Tapi truk-truk besar. Muahahaha.”
“BODO AMAT!”
Oke, lupakan soal Agus.
Ngomong-ngomong soal bisnis, udah pada tahu belum pengertian bisnis itu apa?
Just in case masih ada yang bingung, maka gue akan memberi tahu kalian. Dalam KBBI, bisnis adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan atau sebuah bidang usaha.
Sedangkan menurut Mc. Naughton, bisnis merupakan suatu pertukaran barang, jasa, ataupun uang dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Kalo menurut gue sendiri, bisnis pokoknya yang menghasilkan uang. Bahaha. Oke, ngaco.
***
Gue jadi inget sama perkataan salah satu dosen gue di semester 6. Beliau sering mengajak para mahasiswanya untuk meneriakkan sebuah kalimat di setiap perkuliahan berakhir.
Kalimatnya yaitu: “Kuliah sambil bisnis. Bisa!”
Mungkin maksud Pak Dosen ialah agar kami para mahasiswa ini bisa lebih mandiri. Dapat kuliah sambil menjalankan bisnis. Menanamkan mindset kepada kami.
Namun, gue dan teman-teman ini para mahasiswa kelas karyawan. Yang mayoritasnya pasti kuliah sambil bekerja. Ehehe.
Selain bekerja, ada juga teman-teman gue yang bisnis sambilan. Di antaranya: bisnis batu akik, bisnis pulsa, dan—yang paling ngetren sekarang—bisnis online shop.
Oiya, Vira Elyansyah dan Uni Dzalika—temen blogger gue—juga sudah memulai bisnis online shop. Dia jualan baju-baju cewek. Anjir yaaa. Dari yang awalnya suka banget belanja online, eh sekarang dia malah yang jadi penjualnya. Kereeennn kalian!
Hm... gue kira-kira kapan nyusul, ya? Gue sendiri juga masih bingung mau jualan apaan. Modalnya juga belum ada. Ehehehe.
Kan, sekarang nggak perlu pake modal juga bisa, Yog?
Tetep aja. Bagi gue modal berbentuk uang itu penting. Apalagi gue orangnya kurang suka ngutang. Lebih suka pake duit sendiri. Asoy!
Dulunya, gue juga sempet berbisnis. Gue jualan jersey, jaket bola, sepatu, celana jeans atau chino, de el el. Tapi sayang, karena kesibukan bekerja di pajak dan jadwal kuliah padet, bisnis itu pun berhenti begitu saja.
Oiya, gue malah pernah jualan langsung di kampus ketika nganggur. Gue jualan donat, kriuk, dan air mineral botolan. Cerita tentang jualan ini bisa kalian baca di: SINI NIH
Awalnya, sih, emang gengsi banget nawarin dagangan ke temen-temen. Apalagi gue jualannya di kampus. Ribet mau belajar apa mau dagang. Haha. Cuma, ya... kalo nggak jualan gue nggak punya uang untuk biaya kuliah. Toh, jualan itu kan halal. Ngapain malu ye, gak? Asoy!
Dan sekarang, gue pun mencoba bisnis jasa desain double exposure karena belum ada modal (dibaca: uang). Gue membuka usaha yang modalnya sebuah keterampilan desain di Photoshop. Untuk lebih jelasnya kalian bisa baca tulisan gue di: Jasa Yoga
Belum ada uang untuk modal usaha, modal jasa pun jadi. Yuhuuu. Mari kakak jasa desainnya. Murah, kok.
Ya udah, kayaknya segini dulu aja tulisan gue. Ada yang mau ngasih saran nggak nih buat gue untuk jalanin bisnis? Bisnis apa kira-kira, Gaes?
Dan ada yang pernah punya pengalaman, atau justru sedang menjalankan bisnis? Boleh cerita-cerita, kasih tip, atau ngerusuh di kolom komentar.
Ciaaaooo!
Thank you.
0 comments:
Post a Comment