Menikmati Hari Minggu

Dari malam Minggu sepulang kuliah, gue mulai merencanakan untuk CFD (Car Free Day) ke Bunderan HI pada hari Minggunya. Iya, sudah berbulan-bulan gue tidak melakukan aktivitas olahraga seperti yang pernah gue ceritakan di Catatan Hari Minggu.

Meskipun nggak ada temen yang bisa diajak CFD, bagi gue tidak jadi masalah. Karena niat gue ialah berolahraga supaya badan sehat. Siapa tahu kalo olahraga sendirian nanti malah ketemu jodoh. Ihiyyy. Ini mulai berharap dan berkhayal yang bukan-bukan.

***

Minggu pagi sekitar pukul 5 gue terbangun dan segera Subuhan. Setelah itu, langsung berganti pakaian. Iya, gue nggak mandi (maaf terlalu jujur). Gue mengenakan kaos hitam polos, celana pendek hitam, dan jaket Manchester United warna hitam pula. Sumpah, gue tidak berniat untuk menghadiri pemakaman. Namun, itu karena salah satu mantan gue pernah ada yang bilang, “Yog, kamu kalo pake baju item ganteng, deh.”

Walaupun gue nggak begitu percaya omongan mantan, karena omongan dan janji manis mantan itu basi banget. Halah. At least, gue setiap pake kaos item jadi percaya diri kalo gue itu beneran ganteng. Bukan sok ganteng. Muahaha. Kalo kalian nggak terima, salahin noh mantan gue (Yoga jahat banget, mantan gak salah apa-apa disalahin).

Gue pun mulai membersihkan debu-debu yang ada di sepeda fixie putih. Yoi, gue berniat CFD dengan gowes, bukan jogging. Saat membuka pintu rumah, ternyata cuacanya agak mendung. Udara pagi itu membuat gue memilih balik lagi ke kamar untuk segera selimutan.

Well, gue emang balik lagi ke kamar, tapi untuk memakai sepatu. Saat berniat mengenakan sepatu, tiba-tiba hape gue berdering. Ada sebuah pesan masuk dari seorang teman yang mengajak gue hangout nanti siang.

“Gue mau CFD dulu tapi nih, paling sampe jam 10-an. Tapi kalo habis Zuhur insya Allah gue bisa asalkan nggak hujan,” balas gue di WA.

Setelah itu, dia malah curhat beberapa hal mengenai gebetannya. Gue malah tidak jadi memakai sepatu dan menjatuhkan diri ke kasur untuk menemaninya chatting.

***

Seperti biasa, gue masuk ke kawasan CFD dari Senayan di dekat FX Sudirman. Suasana CFD hari itu agak sepi dari biasanya. Mungkin hawa dingin dan cuaca mendung membuat banyak orang lebih memilih kasur daripada berolahraga.

Gue segera menuju ke bunderan HI dengan gowes santai. Sesampainya di HI, gue pun langsung cuci mata sepuasnya. Cewek-ceweknya banyak yang bening. Hoho. Gue hanya bermain-main di sekitaran situ. Lalu, ketika sedang menuju arah Jalan Sudirman untuk duduk di pinggiran jalannya, tiba-tiba pandangan gue teralihkan oleh seorang cewek yang wajahnya lucu-lucu menggemaskan. Gue menduga ia masih SMA.

Dia sedang duduk di pinggiran jalan sambil mendengarkan musik. Dia juga CFD menggunakan sepeda karena di sebelah terdapat fixie warna merah. Entah kenapa, gue mencoba mendekatinya. Gue bermaksud mengajak cewek ini berkenalan.

Namun, karena dasarnya gue udah lama banget nggak kenalan sama cewek secara langsung, gue malah ingin mengabaikannya. Anehnya, kata hati gue berbicara, “Kapan lagi lu bisa kenalan sama cewek cakep, Yog? Mumpung lagi sendirian tuh!”

Tanpa berpikir panjang, gue turun dari sepeda. Gue berjalan mendekati cewek ini sambil menuntun fixie. Kampretnya, saat sudah semakin dekat langkah gue menjadi semakin berat. Jantung gue berdebar lebih kencang dari biasanya. Gue grogi mampus. Gue pengin puter balik.

Tinggal sedikit lagi, kok. Kalo lu puter balik, berarti Yoga cemen!

Ini suara dalam kepala gue sialan juga.

Tak lama setelah itu, ternyata gue sudah duduk di dekatnya—hanya berjarak sekitar 1 meter. Dia tidak melihat gue yang duduk di sebelahnya. Setelah gue perhatikan, ternyata dia lagi memejamkan mata sambil mendengarkan musik.

Dia lucu banget.

Ya, kata itu yang bisa gue ucapkan dalam hati. Gue ingin sekali berkenalan, tapi lidah gue terasa kelu. Gue pun menghela napas panjang, lalu bilang, “Dengerin lagu apa, sih? Kok, sampe merem-merem gitu?”

Dia membuka matanya, menoleh ke gue dan bilang, “Desember. Lagunya Efek Rumah Kaca.”
“Oh, gue juga suka banget band itu,” respons gue jujur.

Dia tersenyum. Gue menggeser pantat agar bisa duduk lebih dekat dengan dia. Dia masih menikmati lagunya.

“Yoga,” kata gue sambil mengulurkan tangan bermaksud kenalan.

Dia menoleh lagi. Tak lama setelah itu, menjabat tangan gue, “Rani.”

Gue pun langsung bertanya-tanya mengenai beberapa hal tentang dirinya.

“Sering CFD-an?”
“Kuliah di mana?”
“Ukurannya berapa? Lumayan gede juga.”

Sumpah, itu maksudnya ukuran sepatu. Bukan... ah, sudahlah.

Ternyata dia sering banget CFD-an. Dia ternyata juga sudah semester 3 di sebuah universitas swasta di Jakarta. Dan ternyata yang terakhir... ukurannya 38 B. Oalah, pantes lumayan gede. Eh, ini kita lagi ngomongin sepatu, ya. Bukan yang lain. Ukuran sepatu 38 mah kecil. Njir.

“Gowes lagi, yuk,”

Dia tidak menjawab, tetapi langsung menaiki sepedanya. Kami berdua muter-muter sekitaran HI, ke Monas, lalu berakhir di Senayan. Setelah 45 menitan kami gowes, kami pun istirahat lagi di pinggiran jalan. Lalu, gue berniat untuk membelikannya sebotol air mineral. Namun, keuangan gue sedang kurang baik, sehingga gue hanya membeli satu. Gue meminumnya beberapa teguk. Gue ingin menawarinya, tetapi malu. Dia melihat gue yang minum dengan tatapan agak aneh.

“Bagi, dong,” ucap Rani pelan sambil mencolek gue.

Gue tersedak, kemudian terbatuk-batuk.

“Eh, sori-sori,” kata Rani minta maaf.

“Ah, lu mau?” tanya gue

Dia mengangguk. “Dompet gue ketinggalan soalnya, cuma bawa hape aja. Jadi nggak bisa beli deh.”
Gue segera memberikannya. Tanpa gengsi, Rani langsung meminumnya karena terlihat sangat kehausan.

“Udah gue bacain mantra pelet tuh,” kata gue bercanda.

Lalu, dia gantian tersedak dan terbatuk-batuk. Dia melototi gue.
Gue langsung tertawa lepas. “AHAHAHAHA. Bercanda-bercanda, kok.”

“Sialan lu!”

Gue cengegesan.

Rani kemudian mengeluarkan HP-nya, mencolokkan earphone ke telinganya. Dia mendengarkan musik lagi. Gue nggak pengin dicuekin gitu aja, maka gue berkata, “Gue mau dengerin juga dong, Ran!”

Dia memberikan sebelah earphone-nya ke gue.

Saat gue mendengarkan, lagu yang dimainkan ialah Payung Teduh, "Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan". Kami berdua bernyanyi bersama. Entah kenapa hari ini sedang indah-indahnya, Rani tiba-tiba senderan ke bahu gue. Gue merasa nyaman. Lalu, di pertengahan lagu tiba-tiba musiknya berubah menjadi azan. Gue kaget. Mencium hal yang tidak beres di sini.

Gue melihat jam yang jarum panjangnya menunjukkan angka 2 dan jarum pendeknya di angka 9. Berarti masih pukul 9-an, tetapi kenapa bunyi azan? Akhirnya, gue sadar. Kalau kejadian ini semua hanya mimpi.

Sialan!

Anehnya, gue masih bisa menikmati mimpi berdua bersama Rani. Oh, kebahagiaan itu tidak ingin gue akhiri dengan bangun tidur. Gue jadi inget film Inception, di mana kita tidak sadar kapan asalnya kita bermimpi. Karena tiba-tiba gue sudah CFD-an, padahal kalau diingat-ingat lagi, gue sepertinya ketiduran sehabis chatting.

Gue merangkul bahu Rani, kemudian memeluknya. Ya, untuk melanjutkan mimpi ini agar semakin indah. Namun, gue pun tersadar, seindah-indahnya mimpi masih lebih baik gue bangun dan menerima kenyataan. Gue segera bangun dan membuka mata.

Sudah pukul 12.00 rupanya. Kok gue tidur lama banget? Ini agak aneh, ya? Biasanya mah tidur hanya beberapa jam, tapi di mimpi bisa berhari-hari. Ini malah terbalik. Ketika sudah benar-benar nyawa terkumpul, gue beranjak dari kasur untuk melihat keluar rumah. Dan gue baru sadar kalau dari tadi hujan deras. Makanya gue bisa tidur sangat pulas.

Gue pun mengecek handphone, terdapat pesan dari teman gue yang bilang tidak jadi hangout karena hujan. Hari Minggu ini, berarti gue tidak ke mana-mana. Iya, hanya di rumah saja. Tidak ingin hari Minggu gue biasa-biasa saja, gue langsung merebus air untuk mandi air hangat.

Begitu airnya matang, gue pun segera mencampurkannya di ember dengan air dingin. Lalu, gue berendam air hangat di ember besar. Mencoba memanjakan diri di rumah. Menikmati waktu santai di hari Minggu. Gue memejamkan mata. Rileks sekali rasanya. Lalu, gue inget kenangan indah bersama Rani di mimpi tadi. Bahagia sekali meskipun cuma mimpi. Mungkin suatu hari, gue beneran bisa ngajak cewek kenalan saat CFD. Aamiin.

Setelah sudah cukup bahagia dengan mandi air hangat dan mengingat tentang mimpi itu, gue menyudahi kegiatan mandi. Gue segera berpakaian, salat Zuhur, kemudian membuka laptop dan menuliskan cerita ini. Bagaimanapun keadaan hari Minggu ini, gue akan mencoba bersyukur dan menikmati hari Minggu. Nggak nyangka, ternyata malah jadi tulisan sepanjang ini.

Selamat weekend teman-teman. Minggu kalian bagaimana?

PS: Ditulis pada hari Minggu di akhir November bulan ini. Maaf baru kelar ngeditnya, makanya publish-nya sekarang. Ehehe.

Terima kasih.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment