Ternyata oh ternyata, masih banyak orang yang salah dalam pengucapan maupun penulisan.
Gue sendiri juga baru paham beberapa bulan yang lalu. Setelah sedikit mendalami KBBI. Oiya, gue menulis ini nggak ada maksud menggurui, apalagi sok tau. Gue hanya ingin berbagi. Sekali lagi, BERBAGI!
Sebenernya salah adalah sebuah hal yang wajar bagi umat manusia. Karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Yang sempurna hanya Tuhan. Eh, ini tulisan gue malah mirip ceramah. Sorry.
Lagipula, kalo tidak berani mencoba dan berbuat salah. Kita tidak tau hal itu benar atau salah, kan?
Misalnya, mencoba untuk selingkuh dan membohongi pacar. Kalo nggak mencobanya, kita nggak pernah tau, kalo selingkuh itu salah. Besok-besok kan jadi tau, kalo selingkuh itu enak. Jadi bisa menambah selingkuhan. Dari 1 selir menjadi 3 selir. Huwahahaha. Bercanda! Maafkan gue.
Yaudah, langsung saja.
1. Seterah.
“Yog, nanti malem jadi?” tanya Rani.
“Jadi, dong! Oiya, mau kemana?”
“Seterah lu aja.”
Seterah? Apa yang salah dengan kata ini? Jelas salah. Dari kata dasar saja sudah salah. Seharusnya terserah. Kata dasarnya serah. Diberi imbuhan ter-menjadi terserah. Bukan seterah. Hal ini terjadi karena ucapan sehari-hari yang biasa kita gunakan. Kalo nggak percaya, coba aja lihat kamus mana yang benar.
2. Perduli
“Gue udah nggak perduli lagi sama Agus. Mau dia deket sama cewek lain, kek. Mau dia homo. POKOKNYA NGGAK PERDULI!”
Itu adalah status FB-nya Rani tentang mantannya, Agus.
Menurut kamus, yang benar adalah peduli. Karena gue pernah melihat sebuah yayasan. Dengan nama, “Yayasan Peduli Kasih”. Bukan perduli kasih. Halah.
3. Acuh
“Yog, bete banget gue! Masa si Agus berubah cuek gitu. SMS gue diacuhin lebih dari 3 jam. Dia udah nggak sayang sama gue kali, ya?”
Bentar-bentar, ini kata diacuhin maksudnya nggak dipeduliin? Duh, baru aja bahas kata peduli. Sih, Rani udah bikin salah lagi. Acuh itu artinya adalah peduli. Jadi, buat kalian yang masih salah ucap atau tulis tentang kata ‘acuh’. Semoga tulisan ini membuat kalian lebih paham. Kalo mau bilang nggak peduli seharusnya pake kata ‘tidak acuh’ bukan malah acuh. Inget, acuh itu artinya peduli. Acuh tak acuh berarti peduli tidak peduli.
4. Nyinyir
Menurut kalian? Nyinyir itu apa, sih?
Beberapa hari yang lalu, gue bercerita kalo ada temen yang suka nyinyir di Twitter. Lalu, teman gue yang lain bilang, “Emang siapa, Yog? Yang suka nyindir di Twitter? Payah! Beraninya di socmed!“
Lah?
Nyinyir itu maksudnya bukan menyindir, Bro. Apa kalian berpikiran kalo nyinyir itu juga nyindir? Jelas ini beda. Sindir atau menyindir itu mencela seseorang tetapi secara tidak langsung, tidak berterus terang. Kalo nyinyir itu maksudnya bawel atau cerewet. Maksud nyinyir di Twitter itu, rajin nge-twit. Bukan malah menyindir.
5. Merubah
Nah, ini lagi yang paling sering salah. Arti kata merubah sangat salah. Karena kata dasarnya adalah ubah. Diberikan imbuhan me- menjadi mengubah. Bukan merubah. Kalo merubah itu menjadi rubah. Rubah ekor sembilan yang dicari Akatsuki di film Naruto aja sekalian. FYI, kalimat yang awalan ‘u’ itu bila diberi imbuhan me- akan menjadi meng-. Contohnya, upil menjadi mengupil. Bukan merupil. Lalu, uap menjadi menguap. Bukan meruap. Unduh film biru menjadi mengunduh bokep. Bukan merunduh bokep. Jadi, sekarang paham? Merubah itu salah. Kalo merunduh bokep itu juga salah? Yang benar ialah mengubah. Yang benar ialah mengunduh bokep. Eh, ini perbuatan salah juga, ya? Yaudah, yang benar pokoknya cewek. Cowok selalu salah. *lah?
Sekian tulisan hari ini, terima kasih. Ada yang mau nambahin di kolom komentar? Silahkan, Coy. Ramaikan! Pecahkan saja gelasnya biar ramai. Biar gaduh sampai mengaduh.
0 comments:
Post a Comment